TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN SBAR

Contoh Scipt penerapan teknik komunikasi SBAR di Rumah Sakit   Situation (s) Sebutkan: Salam, Identitas pelapor dan asal ruang perawatan, Identitas pasien, dan Alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif. Dengan kata-kata: Assalamualaikum/Selamat pagi/siang/malam dok, saya Perawat Dewi dari ruangan HCU RSUD Provinsi NTB, Hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An. X. Saat ini kondisi pasien Apatis/gelisah dengan GCS E4V3M5 tanda-tanda vital. TD: 90/52 mmHg MAP 65 , N: 65x/mnt, RR: 30X/mnt, SPO2 : 96%. Produksi drain dalam 3 jam post op sebanyak 500cc. Urin 100 cc pekat.    Background (B) Sebutkan: Latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), Pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan  Terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).   Diagnosa medis Ca. Endemotrium post His

FILSAFAT KEPERAWATAN



A.    Latar Belakang
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulanyang universal.
Filsafat saat ini telah berkembang lebih maju dalam berbagai bidang dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Cabang filsafat sendiri saat ini telah berkembang dalam berbagai bidang yaitu filsafat pengetahuan, filsafat moral, filsafat seni, metafisika, politik, filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat matematika dan lain sebagainya. Filsafat juga sangat berperan dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan. Filsafat dalam bidang keperawatan ini dapat dipandang atau dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi filsafat pendidikannya dan filsafat ilmu keperawatannya serta pelayanannya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu keperawatan.
Filsafat dalam bidang pendidikan keperawatan mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (dosen/guru) sehingga akan dapat mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu dengan adanya filsafat akan didapatkan pengetahuan yang murni atau kemajuan pengetahuan di bidang pelayanan keperawatan untuk dapat diaplikasikan demi kesembuhan pasien dengan didasarkan pada premis-premis pendukung hal tersebut.
Oleh karena itu, inilah alasan mengapa ilmu filsafat itu sangat penting untuk dipelajari terutama filsafat keperawatan, sebagai tuntunan atau dasar untuk melakukan penalaran yang tepat dan berpikir secara mandiri, logika, kritis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan filsafat  keperawatan?
2.      Apa yang menjadi wawasan ilmu keperawatan?
3.      Bagaimana teori dan konsep keperawatan?
4.      Bagaimana keperawatan sebagai ilmu dilihat dari objek formal dan material?
5.      Apa apa itu ilmu keperawatan (ontology)?
6.      Bagaimana lahirnya ilmu keperawatan (epistimologi)?
7.      Untuk apa ilmu keperawatan itu digunakan (Aksiologi)?
8.      Bagaimana hakekat keperawatan?
9.      Bagaimana peranan filsafat dalam ilmu keperawatan?
10.  Bagaimana relevansi antara filsafat ilmu dengan keperawatan?

C.    Tujuan
a.       Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan resume ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan, khususnya mata kuliah filsafat ilmu serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
b.       Tujuan khusus
          Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian filsafat dan filsafat keperawatan, ontology, epistimologi dan Aksiologi ilmu keperawatan, hakekat keperawatan, peranan filsafat dalam ilmu keperawatan serta relevansi antara filsafat ilmu dengan keperawatan.

D.    Manfaat
Mendapatkan pengetahuan tentang filsafat keperawatan dan mahasiswa akan dapat menggunakan logika dalam berfikir dam memiliki kemampuan merumuskan pemikiran dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar

BAB II
PEMBAHSAN
A.    Pengertian
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.
 filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual (Cornelius Benjamin).
Filsafat keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Pendapat lain tentang filsafat keperawatan adalah suatu ilmu yg mempalajari tentang cara berfikir seorang perawat dalam menghadapi pasiennya tentang kebenaran dan kebijaksanaan sehingga tingkat kesejahteraan dan kesehatan pasien dapat meningkat.
Ilmu keperawatan jika dilihat dari sudut pandang filsafat akan dapat muncul pertanyaan-pertanyaan antara lain pertanyaan ontologi ( apa ilmu keperawatan ), pertanyaan epistemologi ( bagaimana lahirnya ilmu keperawatan ) dan pertanyaan aksiologi ( untuk apa ilmu keperawatan itu digunakan).

B.     Ilmu Keperawatan
Mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas, dan ilmu keperawatan klinik yang aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode pemecahan masalah secara saitifik atau ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas kebutuhan dasar manusia.

C.    Wawasan Ilmu Keperawatan
Mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal yang melatarbelakangi serta mempelajari barbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.
Bidang garapan dan fenomena yang menjadi obyek studi ilmu keperawatan Ada penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) mulai dari tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler.

D.    Teori Dan Konsep Keperawatan
*      Teoria (Yunani): berfikir abstrak
-          Melibatkan fungsi inteletual terdiri atas prinsip, konsep, dan hubungannya
-          Di implementasikan secara terpadu dalam tahapan yang terorganisasikan dalam bentuk proses penyelesaian masalah secara ilmiah meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan
-          Karakteristik Dasar teori:
Interelasi konsep dalam teori yang menghasilkan cara melihat fenomena, Ada rencana prinsip dan proposisi logis, Teori harus mampu untuk riset agar valid dan realible, Berkontribusi melakukan ekspansi ilmu keperawatan (teori harus dapat meningkatkan praktik)
Teori dibutuhkan dalam disiplin ilmu untuk (Chinn da Jacob, 1986):
-          Menghindari terjadinya praktik keperawatan yang tidak bertanggung jawab
-          Melaksanakan praktek keperawatan secara professional
-          Mengarahkan profesi dalam mencapai otonomi (mampu menunjukkan kemandirian)

E.     Keperawatan Sebagai Ilmu
1.      Objek formal:
-          Respon manusia terhadap masalah kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar
-          Bantuan diberikan karena ada masalah
2.      Objek material
-          Adanya landasan ilmu keperawatan
-          Pendekatan secara sistematis dan ilmiah

F.     Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Ilmu Keperawatan

*      Ontologi: tentang apa itu ilmu keperawatan?
Jawaban tentang tentang apa itu ilmu keperawatan dapat didefinisikan dalam beberapa pendapat. Calilista Roy (1976) mendefinisikan bahwa keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Sedangkan Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan expert, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, serta standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara mandiri atau melalui upaya kolaborasi.
*      Epistemologi: tentang bagaimana lahirnya ilmu keperawatan berkaitan dengan kehidupan dahulu?.
 Secara naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan original. Namun demikian mereka sudah mampu memiliki sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Perkembangan keperawatan dipengaruhi oleh semakin majunya peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan “merawat” dikerjakan berdasarkan naluri (instink) “mother instinct” (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, dan merawat orang lemah).
Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang mengamati fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam keberhasilan perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan berdasarkan lingkungan. Sehingga semenjak itu banyak pemikiran baru yang didasari dengan berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara Revelasi (pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (diluar kesadaran), dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang keperawatan. Misalnya Peplau (1952) menemukan  teori interpersonal sebagai dasar perawatan. Orlando (1961) menemukan teori komunikasi sebagai dasar perawatan. Roy (1970) menemukan teori adaptasi sebagai dasar perawatan. Johnson (1961) menemukan stabilitas sebagai tujuan perawatan dan Rogers (1970) menemukan konsep manusia yang unik.
*      Aksiologi: untuk apa ilmu keperawatan itu digunakan?
Jawaban pertanyaan aksiologis diatas dapat dijelaskan bahwa ilmu keperawatan digunakan sebagai ilmu, pedoman, dan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan berbagai tingkatan dari individu, keluarga, kelompok bahkan sampai masyarakat luas guna meningkatkan derajat kesehatan pasien tersebut. Sehingga bisa merubah kondisi seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang sudah sehat dapat mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya

G.    Hakekat Keperawatan
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun hakekat keperawatan adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan.
2.       Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan umtuk membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan.
3.      Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
4.      Sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini, penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan penyakit.
Sedangkan esensinya yang meliputi:
1.      Memandang pasien sebagai makhluk yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik biospikososio dan spritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2.      Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan.
3.      Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
4.      Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri. Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai penerima jasa yang pasif.

H.    Manfaat/peranan Filsafat Dalam Ilmu Keperawatan
Dalam pengembangan ilmu keperawatan tidak bisa terlepas dari peranan filsafat didalamnya. Adapun manfaat atau peranan filsafat dalam keperawatan antara lain adalah:
1.      Memudahkan proses keperawatan karena tanpa mempelajari filsafat ilmu keperawatan maka akan semakin sulit melaksanakan proses keperawatan
2.      Dengan mengetahui dan melaksanakan perilaku yang mengandung makna, rasa cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan, terhadap hikmah dan ucapannya yang baik dan sopan seseorang dapat mengetahui bagaimana landasan dasar dari ilmu keperawatan tersebut
3.      Dapat memecahkan suatu permasalahan meliputi dampak teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spritual dan masih banyak yang lainnya mengenai seluk beluk lingkup profesi keperawatan yang semuanya digunakan dalam hal pencapaian profesionalisme seorang perawat
4.      Menghindari dan meminimalisasi kesalahpahaman dan konflik dalam pencarian kebenaran tentang ilmu keperawatan
5.      Sebagai dasar dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan untuk bertindak melalui pengalaman-pengalaman yang sudah ada
6.      Mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan itu adalah benar atau salah, misalnya jika kita melakukan tindakan seperti injeksi terhadap klien kita harus tahu terlebih dahulu prosedur-prosedur apa saja yang dilakukan, jadi setelah kita mengetahuinya maka kita akan melakukan tindakan itu secara benar
7.      Dengan filsafat seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang dia peroleh dari filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking) dan dengan positif thinking tersebut seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga pasien yang tadinya susah berkomunikasi dapat menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan pasien tersebut.

I.       Relevansi Filsafat Ilmu Dengan Keperawatan
Filsafat keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Filsafat keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filsafat keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.

Komentar

Unknown mengatakan…
maaf masukan, dalam sebuah tulisan ada baiknya dicantumkan setiap prase kalimat kutipan dari sumber pustaka yang jelas dengan menghargai karya dan mengurangi flagiatisme
Unknown mengatakan…
sekedar masukan, saya baca banyak tidak dicantumkan sumber pustaka penulis, saran untuk menuliskan dari mana kutipan yang dibuat, untuk menghargai karya ilmiah dan mengurangi tindakan kegiatan flagiarism

Posting an populer

Tips dan Trik Lulus CPNS 2021

ARTI KATA MANIFESTASI