(Membunuh
Sepi Dikota Ini @Mataram)
Zona @ Last karya Dewi
Sekar, setelah membaca novel yang satu ini aku jadi tiba-tiba inggin menulis
lagi. Kangeeeen udah lama gak posting ke blogku yang bagi sebagian orang mungkin
gak bermutu. Akhir-akhir ini aku lebih banyak menghabiskan waktuku dengan
membaca novel, tepatnya semenjak akhir agustus lalu pasca lebaran. Dulu aku
sangat malas membaca novel, bagiku baca novel gak ada untungnya tepatnya gak
ada ilmunya buang-buang waktu saja, masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat
yang bisa kerjakan dan kuselesaikan. Buku pelajaranku dikamar yang tebalnya
sampai lebih dari lima senti meter aja masih ada yang belum sempat sepenuhnya
kubaca.
Dulu ketika akhir-akhir
kelas XII SMA aku cukup sering membaca novel yang ku pinjam diperpustakaan
daerahku karena di perpustakaan SMA ku tak ada buku cerita atau novel yang seru
atau asyik dibaca, gk kayak perputakaan SMP yang punya segudang buuku cerita,
sampai para siswa ngantri atau berebut untuk membacanya (ya iyalah bego !
namanya juga sekolah yang ada buku pelajaran ! loe mau novel sono ke rental
aja..). semenjak Masuk kulya aku memang hanya inggin focus dengan kulyaku, menjadi
super sibuk untuk belajar dan menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku
pelajaran yang kubeli tak peduli setebal apapun itu. Aku gak inggin membaca
buku yang tak ada hubungannya denagan kulya yang ku geluti atau buku yang gk da
manfaatnya atau hubungnya dengan dbidangku. Perpustakaanpun jadi tempat
nongkrong keduaku dan aku malah malas menjadikan iinternet sebagai bahan
referensi. Setiap ada tugas aku selalu mencari buku meski harus lelah-lelah
mengetik bersama teman-teman kelompokku, mereka juga tak sepenuhnya terima
bahkan juga sering protes.
Selain itu aku juga
sering nongkrong dan nanya-nanya seputar kulya di kamar kakak tingkat kost ku
yang kebetulan anak kelas unggulan yang memiliki IPK bisa dibilang diatas
rata-rata. Aku sering membaca bahkan meminjam buku miliknya karena dikamarnya
banyak banget buku bacaan yang berjejeran rapi dilemari. Kebetulan ia juga adalah seorang penjual
buku-buku pelajaran bagi mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama yang memesan,
aku juga sempat menjadi salah satu distributornya untuk kelasku dan gk tanggung-tanggung omsetnya sampai puluhan
juta rupiah.
Nah….kembali
ketopik pembahasan awal, kenapa sekarang aku jadi suka baca novel?. Sebenarnya
kalau boleh jujur aku juga merasa bersalah kepada kedua orang tuaku terutama
bapakku karena menghabiskan waktu seperti ini. Tapi apalah boleh buat ini lah
satu cara yang bisa kulakuakn untuk membunuh sepi dikota ini. Semenjak akhir
agustus lalu dan system perkuliahan dikampusku diubah menjadi system blog,
kulyaku menjadi tidak teratur, gak jelas, senin kamis, bahkan sekali seminggu.
Perubahan yang begitu drastis kurasakan jika dibandingkan dengan ketika aku
menduduki semester 1,2, atau 3 dulu, sebagian besar hariku kuhabiskan dikampus
atau dikost untuk mengerjakan tugas yang tak ada habi-habisnya sedangkan
sekarang aku malah binggung harus mengerjakan apa agar aku tak jenuh karena
begitu banyak waktu yang tersedia tanpa jadwal yang jelas.
Mungkin kalian
menggangpku terlalu mengeluh dan tidak bisa mengatur waktu atau membung-buang
waktu yang ada. Maaf, aku orang yang sangat suka keteraturan dan tepat waktu.
Setia hari-hariku dan kegiatan yang kulakukan jadwalkan sebelumnya, jadi aku
bisa sangat jengkel jika ada orang yang merusak jadwalku (kecuali takdir
Allah). Aku juga selalu berusaha memanfaatkan setiap detik waktuku untuk hal
yang bermanfaat. Aku juga sempat berusaha mencari kerja untuk mengisi waktuku
yang luang. Meski hati ini kesal karena tak bisa melakukan apa-apa dengan
perkuliahan yang tak terjadwal jelas, membuatku tak bisa berkutik dan
berekspresi melakukan hal-hal yang lain selaik kulya. Sempat terbesit
penyesalan dibenakku jika dulu aku memilih kulya di UNDRAM atau lainnya, aku pasti
akan memiliki banyak aktivitas, mengikuti berbagai organisasi/perkumpulan,
memiliki banyak kenalan dan tak kesepian. Namun, semua terlambat. Mungkin Tuhan
punya rencana lain untukku.
Untuk
mengisi waktu luang dan membunuh sepi dan kebosanan yang kualami, beberapa
bulan ini aku memang sangat sering dan mengunjungi perpustakaan daerah.
Mungkin, jika semenjak awal akudifasilitasi kendaraan oleh ortu aku bisa-bisa
buat sarang diperpustakaan dan jadi kutu buku dengan kaca mata tebal. Sejak
kecil sebenarnya aku suka membaca semua hal (kecuali komik) baru ketika kulya
aku membatasi diri karena tak inggin konsentrasiku terbagi. Namun, semenjak semester
5 dan dosenku yang terkenal dengan kata-kata romantisnya “ nganga, Bangga,
memuakan dll” memberikan kami wejangan, aku jadi sadar dan mulai membaca apa
yang inggin kubaca lagi. Beliau berkata “ jika inggin menjadi pintar maka
bacalah! Apapun itu mau kulit permen atau majalah porn, bacalah!” beliau sangat
tidak suka jika ada mahasiswanya ada yang gaptek dan gk nyambung kalo di ajak
ngomong. Bukankah didalam Al-Quran (bagi yang muslim) kita juga diperintahkan
untuk membaca? . Dari situlah aku sadar, bahwa ilmu itu bisa diperoleh dari
manapun dan tanpa kita sadari sebenarnya kita bisa melihat isi dunia hanya dari
buku.
***
Novel bukan menjadi
sasaran utamaku diperpustakaan, aku juga sering mengobok-obok semua rak buku
disana terutama buku kesehatan yang menjadi bidang yang kugeluti sekarang ini. Aku
sampai-sampai bisa hafal dimana lokasi dan tempat aku mencari setiap buku dan
buku apa yang tersedia disana. Tak hanya buku kesehatan aku juga pernah
meminjam buku anak teknik karena aku lagi nyari referensi tentang broadcasting
untuk treningku. Duduk berjam-jam di perpustakaan membuatku lupa waktu dan
betah, aku sangat menikmatinya. Aku sempat bercita-cita memiliki perpustakaan
besar dengan segudang buku dan perangkat computer yang memudahkan pembaca untuk
mencari buku yang dibutuhkan. Selain itu, aku juga bermimpi inggin punya
perpustakaan kecil (gk terlalu kecil juga seh) menyatu dengan kedai
kopi/café sekaligus book shop di pinggir
kota yang tenang dan nyaman buat santai, jadi sambil santai bisa sambil baca
dan atau hunting buku. Hehehe (AMIN)
Beberapa
hari yang lalu aku juga mengikuti workshop menulis yang diadakan oleh
KEMENPAREKRAF bekerjasama dengan beberapa (apalah namanya sy lupa?_). Acaranya sangat menarik
karena perama kali diadakan dimataram dan roadshow 12 kota, aku sangat senang
bisa mengikutinya dan pembicaranya juga gk segan-segan buat berbagi ilmu.
awalnya aku sangat antusias inngin mengikuti lomba nulis cerpen yang diadakna
namun setelah aku coba-coba menulis ternyata tulisanku memiliki nasip sama
dengan beberapa tulisan sebelumnya, ngandeg dan ngandeg, gk pernah bisa
selesaiku tulis dan akhirnya hanya tersimpan didraf laptopku saja.
Aku memutuskan untuk
berhenti menulis cerpen atau puisi Karena sangat tidak mudah bagiku dan bukan
bidangku sama sekali. Aku memang sangat suka dengan kata-kata diksi yang kubaca
atau terlontar dari mulut para puitis namun untuk berdiksi aku tak memiliki
kemampuan yang satu itu. Sepertinya aku memang lebih cocok menulis artikel atau
karya –karya ilmiah atau scrip radio (masih menduga-duga) itu lebih pas dan
cocok dengan karakterku dan menjadi penikmat sejati novel, terutama religious
yang menurutkun memiliki sejuta kata-kata diksi indah yang membuatku terbuai
dan terpesona.
Aku juga suka membaca
buku-buku tentang biograei orang sukses atau kisah atau pengalaman hidup
seseorang yang dibukukan. Buku terakhir yang membuatku berderai air mata
membacanya yaitu “9 Summer 10 auntums” (itupun loe gk salah judul dan tulisanya
:D ). Baca buku itu seperti menerawang hidupku sendiri yang tak kalah pahitntya
dan bahkan lebih pahit, namun semoga saja memiliki ending kesukesan yang sama.
Amiin
Kata orang untuk menjadi penulis itu bukan
karena bakat tapi karena kemauan, usaha dan tekad kalau kata salah satu teman
yang baru kukenal kemarin ia berpendapat bahwa menulis itu adalah panggilan jiwa, dari
hati (dahsyat!). jadi untuk membuktikan itu semua beberapa minggu lalu aku
mengikuti lomba nulis essay dan gk tanggung-tanggung aku mengikuti loba menulis
essay nasional yang di adakan oleh fakultas kedokteran di mataram.
Pengalaman nulis essay
sebelumnya? jangan ditanya dech, essay yang ku kirim kemarin adalah hasil dari
tulisan essay perdanaku ( aku juga sempat minta kritikan beberapa teman, biar
gk malu-maluin amat dibaca juri). kenal essay dan tau essay? Apa lagi yang ini,
sepenuhnya ku kenal baru ketika menulis assay perdanaku juga, dan massih
belum-benar-benar mengerti perbedaanya dengan yang lain. Bekal atau Pengalaman
nulis? Aku Cuma sering curhat gak jelas lewat tulisan, isi blog dengan beberapa
coretan dan ilmu nulis scrib yang baru aku dapat. jujur Bukan karena aku
kelewatan PD sampai mengikuti perlombaan tinggkat nasional seperti ini, aku
juga sangat ragu dan beberapa kali inngin mengurungkan niat namun kubulatkan
tekat untuk maju karena kesempatan itu gak datang dua kali dan aku tak inggin
menyesal sesudahnya. Bagiku tak ada salahnya mencoba, sekaligus aku inggin
menguji dan mencari keahlian apa yang ku miliki dalam diri ini sebenarnya. Jika
gk menang mungkin aku memang gk punya bakat dan keahlian dalam menulis, jadi
karyaku cukup ku baca atau kupajang diblogku aja sapa tau ada yang berminat
membacanya. Entahlah gimana hasildari penjurian essay perdanaku nanti. Aku
pasrah moga kabar yang datang adalah berita baik…
Kalau kamu menudingku
atau memponisku gangguan jiwa. Mungkin kamu benar karena aku bisa gila jika
terus-terus menghabiskan waktu tanpa kegiatan seperti ini. Jika kau bisa
memillih aku inggin menyusun dan menyelesaikan skripsiku secepat mungkin dengan
waktu yang kumiliki sekarang karena itulah yang seharusnya kulakukan
disemester-semester akhir perkuliahanku ini (semester 7). Namun kamu tau?
Apalah yang bisaku lakukan!. Jangankan mau mulai nulis skripsi, tau judul yang
mana yang lulus dari 4 judul yang ku ajukan saja tidak, tau didepartemen mana
aku lulus saja tak ada bayangan. Bukannya aku tak cukup cerdik, dulu aku juga
sudah mencari referensi dan serpihan bahan yang kuketik sendiri untuk setiap
judul yang menurutku memiliki kemungkinan untuk lulus. Namun, jika didepartemen
mana aku diterima saja aku tak tahu maka apa yang bisa kulakukan selain
menunggu. Seandainya semuanya bisa dipercepat, diperjelas dan tak mementingkan
keegoisan pasti semua akan lebih mudah dan tak serumit ini.
Kini aku hanya bisa
pasrah dan berdoa agar diberi kekuatan untuk bertahan karena sebagian
teman-temanku sudah memilih pidah ke luar kota untuk melanjutkan kulya karena
tak sanggup menunggu. Jika aku sudah benar-benar diterima di radio aku berharap
itu bisa mengisi waktuku dan tak mengganggu jadwal kulyaku. Aku tetap bisa
focus dengan tujuan utama menyelesaikan skripsi secepatnya danwisuda di tahun
2013. Amiin. Meski aku sadar jika aku bekerja maka kesempatanku untuk pulang
kekampung halaman ketika libur harus dikorbankan. Memang harus ada yang
dikorbankan dan ada harga dari setiap sesuatu dibumi ini.
Udah dulu ya ceritanya
brow cz saya mau ngelajutin baca novel selanjutnya :D, paling sehari juga
selesai kebaca loe saya lg mood. Abisnya acara di TV gak ada yang menarik (
chanel TV sy juga terbatas J ) heheeh………..
Komentar