A.
Pengertian Anak
usia prasekolah
Anak usia
prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana sebagian besar sistem tubuh
telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan
yang moderat. Selama periode ini sebagian besar anak sudah menjalani toilet training (Wong, 2008).
Anak usia prasekolah adalah anak berusia 3-6 tahun
yang merupakan sosok individu,
makhluk sosial kultural yang sedang mengalami suatu proses perkembangan yang
sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dengan memiliki sejumlah potensi
dan karakteristik tertentu (Snowman, 2003).
Menurut Hurlock (2001), mengatakan bahwa usia prasekolah adalah
usia 3-5 tahun dan merupakan kurun yang
disebut sebagai masa keemasan (the golden
age). Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental,
dengan karakteristik sebagai berikut,
berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu, imajinasi,
belajar menimbang rasa, munculnya kontrol internal (tubuh), belajar dari lingkungannya,
berkembangnya cara berfikir, berkembangnya kemampuan berbahasa, dan munculnya
perilaku (Wong, 2008).
Menurut Hurlock (2001) ciri-ciri anak prasekolah
meliputi fisik, motorik, intelektual dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah
yaitu otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak
prasekolah mempergunakan gerak kasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan
melompat sebagai bagian dari permainan mereka. Kemudian secara motorik anak
mampu memanipulasi obyek kecil, menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran
dan bentuk. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri,
dan cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki
oleh teman sebayanya. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak
sosial dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat
yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa, dan saudara kandung
di dalam keluarganya.
B. Tumbuh
Kembang Anak Usia Pra Sekolah
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan
merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000).
1) Pertumbuhan
anak usia pra sekolah
Pertumbuhan masa
pra sekolah pada anak, pertumbuhan fisik khususnya berat badan mengalami
kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2kg, aktivitas motorik tinggi, dimana
sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan, melompat, dan
lain-lain. Pada pertumbuhan khususnya ukuran tinggi badan anak akan bertambah
rata-rata 6,75-7,5 centimeter setiap bulannya, semua gigi primer telah
muncul pada usia 3 tahun (Hidayat, 2005).
2) Perkembangan
anak usia pra sekolah
a.
Perkembangan
Motorik halus
Keterampilan
menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar, menggunakan gunting, bermain
tanah liat, menyisir rambut, berpakaian sendiri dan membuat kue-kue (Soetjiningsih, 2003).
b.
Perkembangan
Motorik kasar
Diantaranya adalah melompat dan berjalan cepat, memanjat,
naik sepeda roda tiga, berenang, lompat tali, keseimbangan berjalan diatas
pagar, sepatu roda dan menari (Soetjiningsih, 2003).
c.
Perkembangan
bahasa
Selama masa prasekolah anak-anak memiliki kebutuhan dan
dorongan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan dua hal, pertama
belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi; kedua, belajar
berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan
komunikasi anak-anak harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang
dikatakan orang lain (Hurlock, 2001).
Pada usia prasekolah kemampuan melakukan gerakan dan
kemampuan berbahasa yang bertujuan semakin meningkat. Anak ingin tahu, bertanya
bermacam-macam, melakukan aktivitas atau tugas untuk mendapatkan rasa
kebiasaan.
d.
Perkembangan psikososial
Menurut
Erikson perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol
tubuh dan lingkungannya. Anak
akan memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam
melakukan aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini akan dilarang atau dicegah
maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak.
e.
Perkembangan psikosexsual
Erikson
melihat dengan perkembangan sebagai berikut, kepuasan
pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan
kenikmatan dari beberapa daerah organnya dengan demikian, toilet training adalah waktu yang tepat
dilakukan pada periode ini.
Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan
senang pada ayahnya.
f.
Perkembangan kognitif
Menurut
Piaget, dengan perkembangan kemampuan sebagai berikut, anak
belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak,
perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget
anak selalu menunjukkan egosentrik
seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit.
Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti
seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran yang
kedua adalah animisme selalu memperlihatkan adanya benda mati, seperti apabila
anak terbentur benda mati, maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut.
g.
Perkembangan moral
Menurut Kohlberg, berada
pada tingkat pra konvensional yang terorientasi secara budaya dengan label
baik/ buruk dan benar/ salah, anak mengintegrasikan label ini dalam konsekuensi
fisik atau konsekuensi menyenangkan dari tindakan mereka. Anak-anak menentukan
bahwa perilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka
sendiri dan terkadang kebutuhan orang lain.
C. Tugas
Perkembangan Anak Usia Prasekolah
Tugas
perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang
seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya,
seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan,
pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk
pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Menurut
Hurlock (2001),
tugas-tugas perkembangan anak usia prasekolah
adalah sebagai berikut :
1)
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan
untuk permainan yang umum.
2)
Membangun sikap yang sehat mengenal diri
sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
3)
Belajar menyesuaikan diri dengan teman
seusianya..
4)
Mulai mengembangkan peran sosial pria
atau wanita yang tepat.
5)
Mengembangkan keterampilan-keterampilan
dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
6)
Mengembangkan pengertian–pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
7)
Mengembangkan hati nurani, pengertian
moral dan tingkatan nilai.
8)
Belajar buang air kecil dan buang air
besar.
9)
Mengembangkan sikap terhadap
kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
10) Mencapai
kebebasan pribadi.
D.
Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan
Menurut
Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik).
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang,
gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
E.
Faktor Pendukung Perkembangan
Faktor –
faktor pendukung perkembangan anak menurut Soetjiningsih, (1998), antara lain:
1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
2) Peran aktif orang tua
3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
4) Peran aktif anak
5) Pendidikan orang tua
F. Aspek-Aspek Perkembangan Pada Usia
Anak Pra Sekolah
Masa
kanak-kanak dini atau anak usia pra-sekolah merupakan fase perkembangan
individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang
dirinya sebagai perempuan atau laki-laki, dapat mengatur diriya sendiri dan
mengenal bebrapa hal yang dianggap berbahaya. Secara umum, aspek-aspek
perkembangan pada usia anak pra sekolah ini dapat diuraikan sebagai berikut;
1. Perkembangan fisik
Perkembangan
fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Seiring
meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat badan dan tinggi, maupun
tenaganya, memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan keterampilan fisiknya
dan eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tua. Pada usia ini
banyak perubahan fisiologis seperti pernapasan yang menjadi lebih lambat dan
dalam serta denyut jantung lebih lama dan menetap.
Proporsi tubuh
juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya
sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia 5 tahun
tingginya dapat mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat
dan tulang-tulang semakin besar dan kuat, pertumbuhan gigi semakin komplit.
Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup seperti
protein, vitamin, dan mineral dsb.
2. Perkembangan
Intelektual
Menurut Piaget,
perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu
tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Periode
ini juga ditandai dengan berkembangnya representasional atau symbolic function
yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk mempresentasikan sesuatu yang lain
menggunakan simbol-simbol seperti bahasa, gambar, isyarat, benda, untuk melambangkan
sesuatu atau peristiwa. Melalui kemampuan diatas, anak mampu berimajinasi atau
berfantasi tentang berbagai hal. Ia dapat menggunakan kata-kata, benda untuk
mengungkapkan lainnya atau suatu peristiwa.
3. Perkembangan
Emosional
Pada usia 4 tahun, anak
sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya) berbeda dengan Aku (orang
lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman bahwa tidak semua
keinginannya dapat dipenuhi orang lain. Bersamaan dengan itu berkembang pula
perasaan harga diri. Jika lingkungannya tidak mengakui harga dirinya seperti
memperlakukan anak dengan keras, atau kurang menyayanginya maka dalam diri anak
akan berkembang sikap-sikap keras kepala, menentang, atau menyerah dengan
terpaksa.Beberapa emosi umum yang berkembang pada masa anak yaitu, takut
(perasaan terancam), cemas (takut karena khayalan), marah (perasaan kecewa),
cemburu (merasa tersisihkan), kegembiraan (kebutuhan terpenuhi), kasih sayang
(menyenangi lingkungan), phobi (takut yang abnormal), ingin tahu (ingin
mengenal).
4. Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa anak pra-sekolah, dapat diklasifikasikan kedalam dua tahap (sebagai
kelanjutan dari dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,0-2,6 tahun) bercirikan:
a. anak
sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
b. anak
sudah mampu memahami memahami tetang perbandingan.
c. Anak
banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana, darimana, dsb.
d. Anak
sudah mulai menggunakan kata-kata berawalan dan berakhiran
Komentar