Postingan

TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN SBAR

Contoh Scipt penerapan teknik komunikasi SBAR di Rumah Sakit   Situation (s) Sebutkan: Salam, Identitas pelapor dan asal ruang perawatan, Identitas pasien, dan Alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif. Dengan kata-kata: Assalamualaikum/Selamat pagi/siang/malam dok, saya Perawat Dewi dari ruangan HCU RSUD Provinsi NTB, Hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An. X. Saat ini kondisi pasien Apatis/gelisah dengan GCS E4V3M5 tanda-tanda vital. TD: 90/52 mmHg MAP 65 , N: 65x/mnt, RR: 30X/mnt, SPO2 : 96%. Produksi drain dalam 3 jam post op sebanyak 500cc. Urin 100 cc pekat.    Background (B) Sebutkan: Latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), Pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan  Terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).   Diagnosa medis Ca. Endemotrium post His

ASKEP HIDROSEFALUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrosefalus merupakan masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system persarafan (neurobehaviour) yang menuntut asuhan keperawatan yang serius. Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus terpenuhi. Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan likuor (Depkes RI, 1989). Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perawat maupun dokter serta tenaga medis lainnya perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan dari hidrosefalus itu sendiri.. Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan penc

Disleksia

Apa sebenarnya disleksia itu??... Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal"). Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia. Selain memengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Anak disleksia tidak hanya mengalami kesulitan dalam membaca, tapi juga dalam hal mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Kesulitan membaca pada anak disleksia ini tidak sebanding dengan tingkat intelegensi ataupun motivasi yang dimiliki untuk kemampuan membaca dengan lancar d

ASKEP HIDROSEFALUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrosefalus merupakan masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap system persarafan (neurobehaviour) yang menuntut asuhan keperawatan yang serius. Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus terpenuhi. Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan likuor (Depkes RI, 1989). Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perawat maupun dokter serta tenaga medis lainnya perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan dari hidrosefalus itu sendiri.. Kita ketahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan penc

WATERBIRTHING

Gambar
Waterbirthing adalah cara persalinan dalam air hangat. Pasien yang hendak melahirkan berada dalam kolam persalinan khusus berisi air hangat yang kira-kira berdiameter 2 meter.   Didalam itulah terjadi proses persalinan yang dibantu oleh para medis yang berada disekitar pasien.   Paramedis mendampingi pasen selama proses melahirkan dari tepi kolam. Bahkan dalam beberapa kasus, sang suami ikut masuk kedalam kolam dan mendampingi   sang istri ketika melahirkan. Secara teknis melahirkan dalam air sama dengan melahirkan secara normal, yang membedakan hanya tempatnya saja . Didalam tub (kolam) terdapat-benjolan-benjolan yang berfungsi   untuk menahan posisis pasien saat melahirkan agar tidak “terprosok”. Pasien juga dapat mengatur posisinya sendiri ketika melahirkan, misalnya sambil duduk, tiduran ataupun berdiri tergantung dari bagaiman posisi nyaman pasien. Selain kolam yang didisaen secara special, fasilitas pendukung laennya adalan pompa pengatur yang berfungsi agar air tetap be

Posting an populer

ASKEP GANGGUAN JIWA DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

SAP Asi Ekslusif dan Perawatan Payudara Post Partum

VIRGO (S! FEM!n!M DIANTARA 12 ZODIAK)