BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan focus utama
pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan
Indonesia pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per
100 000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar
Pelayanan Kebidanan, DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002). Selanjutnya angka
kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak 307 /
100.000 KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 / 2003 ).
Penyebab
secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi, dan
preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 %
akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey
Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh
wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut
dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas.
Asuhan
antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk
optimalisasi luuaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantaurutin selama kehamilan. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan
sebaik-baiknya, perlu mengetahui gejala-gejala dini penyebab serta permasalahan
dalam kehamilan. Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
proses serta asuhan keperawatan yang ditujukan untuk meningkatkan, mencegah,
mengatasi, dan memulihkan kesehatan pada ibu hamil. Kita juga mengetahui bahwa
peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan
terjadinya gangguan kesehatan baik pada janin maupun ibu hamil, sehingga dalam
hal ini ibu hamilt perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif guna
meningkatkan kualitas kesehatannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Asuhan
antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medic pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.
Asuhan
antenatal adalah pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi
mengenai kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penuyakit yang menyertai
kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko
kehamilan (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). Asuhan antenatal juga
untuk mempersiapkan persalinan menuju kelahiran bayi yang baik (weel born baby)
dan kesehatan ibu yang baik (well health mother), mempersiapkan pemeliharaan
bayi dan laktasi, memfasilitasi pulihnya kesehatan ibu yang optimal pada saat
akhir kala nifas. ( gawat darurat obstetri – ginekologi dan obstetric -
ginekologi social untuk profesi, 2004)
B.
Tujuan
Menurut
buku Maternal dan Neonatal, (Saifudin Abdul Bari, 2002:67), tujuan Ante
Natal Care (ANC) adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara diri adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
C.
Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
Kunjungan
ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan.
Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang
berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan
baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak
memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2001:31).
Selama melakukan kunjugan untuk asuhan antenatal,
para ibu akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya
memastikan ada atau tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan
kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kuliatas dan luaran
kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan
anatomic dan fisologis kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila
diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan metode
yang tersedia.
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatian dan
jadual kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadual asuhan
cukup empat kali (K1, K2, K3 dan K4).
Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan
baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, Pemeriksaan
lab., Antopo metri, penilaian resiko kehamilan, KIE.
Kunjungan
II/
Kunjungan ulang ( 28
– 32 pekan )
Kunjungan
ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama
satu periode kehamilan berlangsung. Anamnesis, USG, Penilaian resiko kehamilan,
Nasehat perawatan payudara & Senam hamil), TT I
Kunjungan
III ( 34 pekan)
Anamnesis, pemeriksaan
ulang lab. TT II
K4 (Kunjungan 4)
Anamnesis
, perawatan payudara & persiapan persalinan kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. K4
adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan dengan syarat:
1. Satu
kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu
kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. Dua
kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).
4. Pemeriksaan
khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
Dari satu kunjungan kekunjungan
berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
·
Keluhan yang dirasakan ibu hamil
·
Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
-
Umum
§ Tekanan
darah
§ Respirasi
§ Nadi
§ Temperature
suhu
-
Abdomen
§ Tinggi
fundus uuteri
§ Letak
janin setelaha 34 minggu
§ Presentasi
janin
§ Denyut
jantung janin
-
Pemeriksaan tambahan
§ Proteinuria
§ Glukosuria
§ Keton
D.
Penatalaksanaan
Ante Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante
Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta
intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam
penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante
Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
(Timbang)
berat badan
Ukuran
berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringan-ringannya.
Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
(Ukur
(tekanan) darah
Untuk
mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
Ukur
(tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan
abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemberian
imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap untuk mencegah tetanus
neonatorum.
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Lama perlindungan
|
% Perlindungan
|
TT 1
|
Pada kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT 2
|
4 minggu setelah TT 1
|
3 tahun
|
80
|
TT 3
|
1-6 bulan setelah TT 2
|
5 tahun
|
95
|
TT 4
|
1 tahun setelah TT 3
|
10 tahun
|
95
|
TT 5
|
1 tahun setelah TT 4
|
25tahun/ seumur
|
99
|
Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Keterangan : apabila dalam
waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan
terlindungi dari tetanus neonatorum
1. Pemberian (tablet besi) minimnal 90
tablet selama kehamilan
2. (Tes) terhadap penyakit menular
seksual
Melakukan
pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
1. (Temu) wicara dalam rangka
pensiapan rujukan.
Memberikan
saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda
resiko kehamilan. (Depkes RI, 2001:23)
E.
Penyakit Penyerta Pada Ibu Hamil
Penyakit-penyakit
yang sering terjadi pada wanita hamil, antara lain :
1. Diabetes
melitus
Sebanyak
lima persen dari setiap kehamilan yang terjadi, berisiko mengalami diabetes
gestasional. Ini adalah kondisi sementara pada ibu hamil, ketika tubuh tidak
cukup memproduksi insulin selama kehamilan.
Dugaan
adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
1)
Ibu
pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat badan
lahir bayi lebih dari 4000 gram.
2)
Pernah
mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir.
3)
Ditemukan
glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang disebut glikosuria.
Pengaruh
kencing manis terhadap kehamilan tergantung pada berat ringannnya penyakit, pengobatan
dan perawatannya. Pengobatan kencing manis menjadi lebih sulit karena pengaruh
kehamilan. Kehamilan akan memperberat kencing manis dan memperbesar kemungkinan
timbulnya komplikasi seperti koma (ibu tidak sadar).
Bahaya
yang dapat terjadi antara lain :
1) Persalinan premature (belum cukup
bulan, kurang dari 37 minggu).
2) Hydramnion
3) Kelainan bawaan
4) Kelahiran bayi dengan berat badan
lebih dari 4000 gram
5) Kematian janin dalam kandungan
sesudah kehamilan minggu ke-36.
6) Kematian bayi perinatal (yaitu: bayi
lahir kemudian mati pada umur kurang dari 7hari).
Kebutuhan
pertolongan medik :
1) Perawatan kehamilan yang terus
dilakukan bersama dengan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis
anak.
2) Persalinan diakhiri 2-3 minggu lebih
cepat karena ada kemungkinan janin mati menjelang akhir kehamilan.
3) Bayi
langsung ditangani oleh dokter spesialis anak dan dirawat sebagai bayi
premature, meskipun berat badannya lebih dari cukup.
2. Anemia
(kurang darah)
Sebagian besar
wanita hamil berisiko menderita anemia dengan gejala cepat lelah, nafas pendek,
dan sering pusing. Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan zat besi.
Pada masa kehamilan zat besi sangat diperlukan untuk memproduksi sel-sel darah
merah janin sehingga kebutuhan akan zat besi bertambah dua kali lipat.
Anemia pada
wanita hamil juga bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat. Akibat kekurangan
asam folat, janin bisa mengalami risiko kecacatan otak dan sumsum tulang
belakang. Anemia juga dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi setelah
melahirkan. Pada kondisi ini wanita hamil disarankan untuk mengatur nutrisi
pada makanannya atau bila perlu mengkonsumsi suplemen zat besi dan asam folat
selama hamil.
Keluhan yang dirasakan ibu hamil,
adalah:
a) Lemas
badan, lesu, lekas lelah.
b) Mata
berkunang-kunang.
c) Jantung
berdebar.
Bila diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah kurang dari 11gr % (ICD X).
Adapun pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain:
a)
Menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah
sakit
b)
Menghambat pertumbuhan janin, sehingga bayi lahir
dengan berat badan rendah.
c)
Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb
kurang dari 6 gram % :
a.
Kematian janin dalam kandungan.
b.
Persalinan premature, pada kehamilan kurang dari 37
minggu.
c.
Persalinan lama.
d.
Perdarahan pasca persalinan.
Kebutuhan
pertolongan medic :
a)
Perawatan antenatal yang teratur, pemberian gizi
seimbang.
b)
Pemberian obat-obatan, tablet zat besi. Ibu hamil
mungkin membutuhkan :
§ Perawatan
di rumah sakit, pemeriksaan penyebab penyakit yang lain, misalnya : cacing,
malaria atau yang laiinya.
§ Pemberian
tambahan darah (transfusi)
c)
Persalinan dengan tindakan tarikan cunam / tarikan
vakum.
d)
Setelah persalinan membutuhkan perawatan ibu dan
bayi premature.
3. Tuberkolosis
paru
Penyakit ini
biasa dialami oleh ibu hamil apabila pada riwayat sebelumnya ibu hamil tersebut
pernah mengalami penyakit TBC atau dalam tahap terapi penyembuhan penyakit TBC.
Pada saat kehamilan daya pertahanan imunitas pada ibu hamil menurun sehingga
memudahkan ibu hamil untuk terserang kembali.
Keluhan
yang dirasakan antara lain :
1) Batuk
lama tidak sembuh-sembuh
2) Tidak
suka makan
3) Badan
lemah dan semakin kurus
4) Batuk
darah
Penyakit ini tidak berpengaruh
secara langsung pada janin dan tidak memberikan penularan selama kehamilannya.
Janin baru akan ditularkan setelah dilahirkan. Bila tuberkulosa / TBC sudah
berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut
berkurang. Bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya secara
langsung.
Bahaya yang dapat terjadi bila tuberkulosa paru
tambah berat :
a) Dapat
terjadi keguguran
b) Bayi
lahir belum cukup bulan
c) Janin
mati dalam kandungan
Kebutuhan
pertolongan medic:
a) Perawatan
kehamilan harus teratur
b) Pemberian
obat-obatan
c) Persalinan
dipercepat / dibantu dengan tindakan tarikan cunam atau tarikan vakum.
d) Perawatan
bayi : Bila penyakit tuberkulosa ibu sedang aktif, bayi dirawat secara terpisah
dari ibunya, agar tidak terjadi penularan.
F.
Perubahan
fisiologis pada ibu hamil
Perubahan
fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat dilihat dan perubahan yang tidak
dapat dilihat.
Perubahan
yang dapat dilihat meliputi:
1) Berat
badan
a) Peningkatanberatbadan
: 25% darisebelumhamil (rata-rata 12,5 kg)
b) Pada
trimester II dan III : 0,5 Kg / minggu
c) Pengaruh
dari pertumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpangan lemak dan
protein dan peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal.
2) Perubahan pada kulit.
Terjadi hiperpigmentasi, yaitu
kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi dan hidung mengalami
hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (Kloasmagravidarum). Pada daerah
areola mamae dan putting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar putting
susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam.
Hal ini disebut areola mamae sekunder.
Putting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol.
Pada area suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas sympisis
sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru
yang memenjang di tengah atas pusat (lineanigra).
Pada perut, selain hiperpigmentasi, terjadi striegravidarum
yang merupakan garis pada kulit. Terdapat dua jenis striegravidarum, yaitu
strielivide (garis yang berwarna biru) dan striealbikan (garis yang berwarna
putih).
Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore stimulating
hormone lobushipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
3) Perubahan kelenjar.
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk
seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
4) Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalianan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi
makanan pokok untuk bayi setelah lahir.
Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:
a) Payudara membesar, tegang, dan
sakit.
b) Vena dibawah kulit payudara membesar
dan terlihat jelas.
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae
dan putting susu serta muncul areola mamae sekunder.
d) Kelenjar motgomery yang terletak di
bawah areola mamae membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar motgomery
mengeluarkan lebih banyak cairan agar putting susu selalu lembab dan lemas
sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan
apabila dipijat mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada
kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu
yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut kolostrum.
5)
Perubahan
perut.
Semakin
mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya, hingga kehamilan
empat bulan, pembesaran perutb elum kelihatan. Setelah kehamilan lima bulan,
perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat
menonjol keluar timbul striegravidarum dan hiperpigmentasi pada lineal beserta
lineanigra.
6) Perubahan alat kelamin luar.
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya
kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar,
darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus
membesarkan dan member makanan janin. Gambaran mukosa vagina mengalami kongesti
berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda Chadwick.
7) Perubahan pada tungkai.
Timbul varises pada sebelah atau keduabelah tungkai. Pada
hamil tua, sering terjadi endema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena
tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.
8) Perubahan pada sikap tubuh.
Sikap tubuh itu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
9) Perubahan
pada system respirasi
Kebutuhan
oksigen meningkat 15%-20%, diafragma juga terdorong ke cranial, terjadi
hiperventilasi, pernafasan dangkal (20-24x/menit) mengakibatkan komplikasi dada
(chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru
(functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Perubahan
yang tidak dapat dilihat:
1) Perubahan pada alat pencernaan.
Alat pencernaan lebih kendur, peristaltic kurang baik,
terjadi hipesekresi kelenjar dalam alat pencernaan sehingga menimbulkan rasa
mual, muntah, hipersalivasi, dan lain-lain. Pristaltik yang kurang baik dapat
menimbulkan konstipasi atau obstipasi.
2) Perubahan pada peredaran pembuluh
darah
a) Perubahan pada darah. Volume darah
semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada pertumbuhan sel
darah sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Masa puncak terjadi pada
umur kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah 25-30%, sedangkan
sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah 30%. Bertambahnya
hemodilusi darah mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu,
Ibu hamil yang mengidap penyakit jantung harus berhati-hati. Jumlah sel darah
merah semakin meningkat, hal ini untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim. Namun, pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai dengan anemia fisiologis.
b) Perubahan pada jantung. Selama
hamil, jantung memompa untuk dua orang, yaitu ibu dan janin. Bertambahnya
cairan darah menambah volume darah, tetapi kepekatan darah berkurang dam
pembuluh darah membesar. Oleh karena itu, kerja jantung bertambah berat.
c) Perubahan tekanan darah. Biasanya,
tekanan darah tidak tinggi meskipun volume darah bertambah, bahkan sedikit
turun. Turunya tekanan darah ini disebabkan oleh kepekatan darah berkurang.
3) Perubahan pada paru.
Paru juga bekerja lebih berat karena menghisap zat asam
untuk kebutuhan ibu dan janin. Pada kehamilan tua posisi paru terdesak keatas
akibat uterus membesar.
4) Perubahan
pada system perkemihan
Ginjal berfungsi
mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan
ekstrasel, mengekskresikan produk sampah, dan menyimpan nutrient yang penting.
a)
Perubahan anatomi ginjal
Perubahan
struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal (estrogen dan
progesterone), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan
volume darah. Sejak minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi,
karena ureter terkompresi antara uterus dan PAP. Perubahan ini membuat pelvis
dan uterus mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
Iritabilitas
kandung kemih, nokturia, dan sering berkemih dan urgensi (tanpa disuria) umum
dilaporkan pada awal kehamilan.
b)
Perubahan fungsi ginjal
Pada kehamilan
normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah, yaitu laju filtrasi glomerulus dan
aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Fungsi ginjal ini berubah
akibat adanya hormone kehamilan, peningkatan volume darah, fostur ibu,
aktivitas fisik, dan asupan makanan.
Ginjal berfungsi
paling efisien pada posisi rekumben lateral dan paling tidak efisien pada
posisi terlentang. Pada posiis terlentang, berat uterus akan menekan vena kava
dan aorta, sehingga curah jantung menurun, tekanan darah ibu dan frekuensi
jantung anak menurun (sindrom hipotensi), begitu juga volume darah ke ginjal
menurun.
c) Keseimbangan
cairan dan elektrolit
Dalam
keadaan normal, 500-900 mEq natrium dipertahankan selama masa hamil untuk
memenuhi kebutuhan janin. Dapat terjadi hipovolemia berat dan penurunan perfusi
plasenta akibat diet dan retriksi Na berlebihan. Terkadang tejadi edema
fisiologis pada tungkai yang tidak memerlukan pengobatan. Pada ibu hamil
reabsorbsi gula terganggu sehingga terjadi glikosuria.
5) Perubahan
pada system kardiovaskuler
Hipertrofi atau
dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan
curah jantung. Karena diafragma terdorong keatas, jantung terangkat keatas dan
berotasi ke depan dan kekiri. Peningkatan ini juga menimbulkan perubahan hasil
auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Perubahan pada auskultasi
mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.
a) Tekanan
darah
Tekanan darah
arteri (arteri brakialis) dipengaruhi oleh usia, posisi ibu, kecemasan ibu, dan
ukuran manset saat pengukuran tekanan darah. Posisi ibu mempengaruhi hasil
karena posisi uterus menghambat aliran balik darah vena, dengan demi kian curah jantung dan tekanan darah menurun.
TD brakialis tertinggi saat wanita duduk, terendah saat wanita berbaring
(posisi rekumben lateral kiri), dan pada posisi terlentang berada diantara
keduanya. Selama pertengahan masa hamil, tekanan sistolik dan diastolic menurun
5-10 mmHg, kemungkinan hal ini disebabkan vasodilatasi perifer akibat perubahan
hormonal.
Edema pada
ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena illiaka dan vena
kava superior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan tekanan vena meningkat.
b) Volume
dan komposisi darah
Volume darah
meningkat sekitar 1500 mL (dengan penambahan berat badan 8,5 Kg – 9 Kg).
peningkatan terdiri dari: 1000 mL plasma +450 mL sel darah merah (SDM). Terjadi
sekitar minggu ke-10 dengan minggu ke-12.
Peningkatan
volume darah ini merupakan mekanisme protektif yang penting untuk :
§ System
vascular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus
§ Hidrasi
jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau terlentang
§ Mengganti
darah yang hilang selama proses kehamilan.
c) Curah
jantung
Meningkat
30%-50% pada minggu ke-32 gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada
minggu ke-40. Peningkatan curah jantung ini terutama disebabkan oleh
peningkatan volume sekuncup (stoke volume) dan merupakan respons terhadap
peningkatan kebutuhan O2 jaringan (nilai normalnya 5-5,5 L/menit)
d) Waktu
sirkulasi dan koagulasi
Menurun pada
minggu ke-32 kehamilan. Kecenderungan koagulasi lebih besar selama kehamilan,
akibat peningkatan berbagai factor pembekuan. Aktivitas fibrinolitik
(pemecahan/pelarutan bekuan darah) mengalami depresi selama kehamilan sehingga
ibu hamil cenderung rentan terhadap thrombosis.
6) Perubahan pada kehamilan.
a. Ginjal bekerja lebih berat kerena
harus menyaring ampas dua orang, yaitu ibu dan janin.
b. Ureter tertekan oleh uterus apabila
uterus keluar dari rongga panggul. Ureter juga semakin berkelak-kelok dan
kendur sehingga menyebabkan perjalanan urine kekandung kemih melambat. Kuman
dapat berkembang di kelokan dan menimbulkan penyakit.
c. Pada bulan kedua kehamilan, ibu
lebih sering berkemih kerena ureter lebih antefleksi dan membesar.
7) Perubahan pada tulang.
Keadaan tulang pada kehamilan juga mengalami perubahan,
bentuk tulang belakang menyesuaikan diri dengan keseimbangan badan karena
uterus membesar. Oleh karena itu, pada kehamilan lebih dari enam bulan, sikap
tubuh ibu tamapak menjadi lordosis.
8) Perubahan pada alat kelamin
dalam.
Perubahan pada alat kelamin dalam sudah pasti terjadi karena
alat kelamin dalam merupakan alat reproduksi. (Saminem,2009:1-5).
9) Bentuk panggul
Setiap janin yang akan lahir pasti melalui rongga panggul,
yang terdiri dari tulang dan bentuknya seperti lubang. Itu sebabnya,
pemeriksaan atau pengukuran luas rongga panggul selagi hamil menjadi sangat
penting. Mengetahui ukuran rongga panggul ibu hamil, bisa untuk memperkirakan,
apakah janin akan lahir secara normal atau Caesar.
Pas kepala janin. Idealnya, luar ronggal panggul ibu sesuai
dengan besar kepala dan badan janin. Bila tidak, akan menghambat proses
persalinan, pengaruhnya bisa pada janin maupun ibunya. Rongga panggul yang
tidak bisa dilewati janin menimbulkan terjadinya tekanan antara kepala janin
dengan tulang panggul ibu. Padahal, setiap tekanan pada kepala janin akan
membuat aliran oksigen ke otak terganggu. Bila ini berlangsung lama, janin
terancam mengalami gangguan otak.
Pengukuran rongga panggul dilakukan dengan tangan dokter
ginekolog atau bidan lewat perut ibu, atau dengan ultrasonografi (USG).
Biasanya pemeriksaan dilakukan begitu kehamilan memasuki minggu ke-36. Pada
saat itu, selain dokter atau bidan menilai kapasitas panggul Anda, akan dilihat
juga seberapa jauh kepala atau bagian tubuh janin turun dalam rongga panggul.
Dari sinilah bisa diperkirakan kelak janin bisa melewati rongga panggul Anda
atau tidak. Menjelang persalinan tiba, biasanya pemeriksa rongga diulang lagi.
Biasanya, pada saat ini dilakukan juga pemeriksaan terhadap pembukaan mulut
rahim (sudah sampai pembukaan berapa), sebagai persiapan persalinan.
G.
Gejala
Dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan
Pada
umumnya 80 – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10 – 12 %
kehamilan yang disertai dengan penyulit akan berkembang menjadi kehamilan
patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena
kehamilann dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan
berangsur – angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Factor predisposisi dan adanya
penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan
berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap
kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya.
Perdarahan
Perdarahan
pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan
oleh keguguran. Sekitar 10 – 12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang
pada umumnya (60 – 80 %) disebabkan oleh kelaianan kromosom yang ditemui pada
spermatozoa atau pun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan
pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal, pada
umumnya disebakan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan
uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih
kecil) dari usia kehamilan, dan adanya masa di adneksa biasanya disebabkan oleh
kehamilan ektopik.
Perdarahan
pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh
plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta
dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta
tersebut. Pada plasenta yang tpis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka
umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah lahir mulai
terbentuk di sertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin, maka
perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan
ibu. Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan
perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang
sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25% kasus perdarahan ante
partum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh
solusio plasenta (40%) atau vasa previa(5%) dari keseluruhan kasus perdarahan
antepartum.
Preeklampsi
Pada
umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu disertai dengan peningkatan
tekanan darah diatas normal sering diasosiaikan dengan preeclampsia. Data atau
informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu
petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis(yang sudah ada
sebelumnya)dengan preeclampsia. Gejala dan tanda lain dari preeclampsia adalah
sbb:
·
Hiperrefleksia (iritabilitas susunan
saraf pusat)
·
Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau
oksipital)yang tidak membaik dengan pengobatan umum
·
Gangguan penglihatan seperti pandangan
kabur, skotomata, silau atau berkunang – kunang
·
Nyeri epigastrik
·
Oliguria (luaran kurang dari 500ml/24
jam)
·
Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan
sistolik 10-20 mmHg diatas normal
·
Poteinuria (di atas positif 3)
·
Edema menyeluruh
Nyeri Hebat di Daerah
Abdominopelvikum
Bila
hal tersebut di atas terjadi pada kehamilan trimester ke II atau ke III dan
disertai dengan riwayat dan tanda – tanda di bawah ini, maka diagnosisnya
mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan
(revealed) maupun tersembunyi (concealed):
·
Trauma abdomen
·
Preeclampsia
·
Tinggi pundus uteri lebih besar dari
usia kehamilan
·
Bagian – bagian janin sulit diraba
·
Uterus tegang dan nyeri
·
Janin matidalam rahim
Gejala dan Tanda Lain
yang Harus Diwaspadai
Beberapa
gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan
adalah sebagai berikut:
·
Muntah yang berlebihan yang berlangsung
selama kehamilan
·
Disuria
·
Menggil atau demam
·
Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
·
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari
usia kehamilan yang sesungguhnya
H.
Edukasi
pada Ibu Hamil
Tidak semua ibu hamil dan
keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang
kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya agar menjaga
kehamilan agar tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan entenatal memberi
kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana, penolong,
dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara merawat bayi. Beberapa informasi
penting tersebut itu adalah sebagai berikut.
1) Nutrisi
yang adekuat
Makanan dengan
gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat
tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai
zat pengatur.Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori, karbohidrat dapat
diperoleh dari serealia, umbi-umbian.Sementara protein sebagai sumber zat
pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan
sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari
buah-buahan dan sayur-sayuran.Beberapa vitamin untuk meningkatkan kebugaran
antara lain :
·
Vitamin
BKompleks
Dijumpai
pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan
produk susu. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan
jantung agar berfungsi secara normal.
·
Vitamin D
Berguna untuk pertumbuhan dan
pembentukan tulang bayi. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur
dan susu.
·
Vitamin E
Berguna
bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.Yang terdapat dalam lembaga
biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
· Asam folat
Berguna
untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan banyak terdapat pada sayuran
berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli.Pada buah-buahan,
asam folat banyak terdapat pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam
folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama
kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai
cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
· Zat besi
Dibutuhkan
ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah), banyak terdapat pada
sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan
hati.Salah satu makanan dengan kandungan gizi yang lengkap adalah susu. Susu
mengandung kalsium bagi pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu
hamil dari penyakit osteoporosis (keropos tulang). Jika kebutuhan kalsium ibu
hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibunya.
Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Selain itu, susu
juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.
Zat-zat gizi ini juga terdapat pada produk olahan susu, seperti keju, es krim,
yoghurt.
Zat makanan
sangat penting bagi ibu hamil karena berfungsi untuk perkembangan dan
pertumbuhan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan zat makanan harus selalu
terpenuhi di dalam tubuh ibu hamil karena janin memerlukan gizi untuk
perkembangannya. Dalam mengkonsumsi makanan, ibu hamil harus memperhitungkan
nilai gizi makanan yang dikonsumsi, baik bagi dirinya maupun janin yang ada
dalam kandungannya
Kebutuhan gizi
akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua.
Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat badan
ibu pun turut naik pesat.Ini berbeda dengan kehamilan pada trimester
pertama.Pada saat ini pertumbuhan janin masih belum begitu pesat, sehingga
kebutuhan gizinya juga belum optimal.
Pada dua bulan
terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat cepat. Pada periode ini, gizi
diperlukan bagi pengembangan otak dan jaringan saraf sang bayi. Sebaiknya makan
setiap 4 jam sekali meskipun tidak lapar, kemungkinan bayi yang lapar.
Hal lain yang
perlu diperhatikan, meskipun nafsu makan meningkat, tetap berpegang pada pola
makan dengan gizi seimbang, tidak asal makan karena lapar mata. Sebaiknya
ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi seperti cokelat dan es
krim.Harus diingat pertambahan berat badan ideal selama masa kehamilan adalah
berkisar antara 10-15 kg.
Pada tabel
berikut dapat dilihat komponen utama gizi dan kecukupan yang dianjurkan (RDA)
dari Food Nutrition Board, National Research Council : Recommended
Dietary Allowance 9th Ed. Washington DC, Nacional Academy Sciences, 1980:
3 Komposisi Utama
Kebutuhan harian wanita usia 19 -
50 th
Kebutuhan tambahan harian wanita semasa hamil dan menyusui:
·
Kegunaan
makanan pada ibu hamil adalah :
a. Untuk
perumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
b. Untuk
mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.
c. Agar
supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas.
d. Guna
mengadakan cadangan untuk masa laktasi
· Makanan yang Harus Dihindari
Ada
beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil antara lain :
a)
Kafein
Kafein merupakan salah satu zat
yang digunakan orang dalam obat maupun dalam makanan sehari-hari yang bisa
didapatkan dengan mudah, misalnya saja, pada kopi, cokelat, berbagai teh maupun
soft-drink, repotnya, kafein didalam berbagai makanan dan minuman itu sekalipun
tidak dianggap sebagi obat, tetapi dapat mempengaruhi / meningkatkan denyut
jantung. Dengan dosis tinggi, kafein dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan, dan rasa berdebar-debar.
Kafein
juga dapat menyebabkan peningkatan hormon epinefrin, dan menyebabkan ibu dan
janinnya stress. Peningkatan kadar epinefrin ini akan mengurangi aliran darah
ke rahim, sehingga mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke janin pula.
Rata-rata orang di Amerika mengkonsumsi 206 sampai 210 miligram kafein setiap
harinya atau sekitar 1,5 cangkir kopi. Sementara wanita hamil di sana rata-rata
mendapatkan 144 mg kopi setiap harinya. Kafein yang diminum oleh ibu hamil itu,
tidak hanya dapat melintasi plasenta dan memasuki aliran darah janin. Hal ini
terjadi antara lain karena hati pada janin belum mampu memproses kafein secepat
ibunya, sehingga kafein itu akan tinggal di sistem peredaran darah janin dalam
waktu yang lebih lama.
b) Garam
konsumsi garam
akan menambah tingginya tekanan darah. Hal ini tentunya akan membahayakan
kehamilan karena adanya korelasi antara pembengkakan pada kaki dan naiknya
tekanan darah akibat konsumsi garam. Pada kasus kehamilan pada penderita darah
rendah, konsumsi garam tidak dibatasi
Ibu hamil harus
menjaga hygiene makanan yang di konsumsinya karena makanan memiliki bibit
penyakit / parasit yang membahayakan kandungan, bibit penyakit / parasit itu
antara lain :
ü Listeria
Dapat
menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau keracunan darah. Bakteri listeria
monocytogenes banyak terdapat pada :
§ Produk
unggas (termasuk telur), ikan atau daging sapi yang diolah setengah matang.
§ Selada,
buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih, terutama bila dimakan dalam keadaan
mentah.
§ Beberapa
jenis keju lunak, seperti Brie, Camembert, Blue Cheese serta keju lain yang
dibuat dari susu kambing atau domba.
ü Bakteri E. Coli
Sering ditemukan
pada daging yang diolah setengah matang, dan susu yang tidak mengalami
pasteurisasi. Racun yang dikeluarkannya dapat merusak usus dan ginjal.
ü Salmonella dan Toksoplasma
Untuk
menghindari infeksi bakteri jenis ini, sebaiknya tidak mengkonsumsi daging dan
telur dalam bentuk mentah atau setengah matang.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu:
a) Ibu
harus makan teratur tiga kali sehari.
b) Hidangan
harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri : makanan pokok, lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahan minum susu 1 gelas setiap hari.
c) Menggunakan
aneka ragam makanan yang ada.
d) Memilih
berbagai macam bahan makanan yang segar.
Bila kondisi badan si ibu tidak terganggu maka
jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan ialah seperti tercantum pada
lampiran. Namun bila terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai
berikut :
a. Pada Trisemester I :
Pada umur
kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan.Hal ini
disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan
porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering.
b. Pada Trisemester II :
Nafsu makan ibu
membaik, makan makanan yang diberikan : 3 x sehari ditambah 1 x makanan
selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, ikan, daging, teri, hati
sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
c. Pada Trisemester III :
§ Makanan
harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu.
§ Bila
ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan
tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar
untuk menghindari sembelit.
d. Bila terjadi keracunan kehamilan/edema (bengkak-bengkak
pada kaki) maka tidak menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.
Nama Bahan, Berat Gram Ukuran Rumah Tangga
ü Beras
300 4 gelas nasi
ü Daging
75 3 potong sedang
ü Tempe
75 3 potong kecil
ü Sayuran
300 3 gelas
ü Buah
200 2 potong
ü Susu
200 1 gelas
ü Gula
10 1 sendok makan
ü Minyak
25 5 sendok makan
ü Selingan
2 X
Nilai gizi
ü Kalori
: 2500 - Lemak : 82
ü Protein
: 85 - H.A. : 414
Pembagian makanan sehari :
WAKTU
|
JENIS, JUMLAH/UKURAN MAKANAN
|
Pagi
|
- Nasi 200 1¼ gls
- Daging 50 1 ptg
- Telur 25 ½ btr
- Tempe -
- Sayuran 50 ½ gls
- Minyak 10 1 sdm
- Gula 10 1 sdm
|
Jam 10.00
|
-
Susu 200 1 gls
- Gula 10 1 gls
|
Siang
|
-
Nasi 250 1¾ gls
- Daging 50 1 ptg
- Telur 50 1 btr
- Tempe 50 1 ptg
- Sayuran 75 ¾ gls
- Minyak 15 1½ sdm
- Buah 100 1 bh
|
Jam 16.00
|
-
Kacang Hijau 25 2 sdm
- Gula 15 1½ sdm
|
Sore
|
-
Nasi 250 1¾ gls
- Daging 50 1 ptg
- Telur 25 ½ btr
- Tempe 50 1 ptg
- Sayuran 75 ¾ gls
- Minyak 10 1 sdm
- Buah 100 1 bh
|
Contoh Menu :
WAKTU
|
JENIS, JUMLAH/UKURAN MAKANAN
|
Pagi
|
-
Susu manis
- Nasi
- Telur ceplok
- Kering tempe
- Tumis kacang panjang
|
Jam: 10.00
|
-
Bubur kacang ijo
|
Siang
|
-
Nasi
- Ikan goreng
- Botok tempe, kemangi, melandingan
- Sayur asam
- Pepaya
|
Jam : 16.00
|
Kolak
labu kuning + pisang
|
Malam
|
-
Nasi
- Smoor daging + tahu
- Orak-arik wortel + kool
- Pisang
|
2) Perawatan
payudara
Selama kehamilan
payudara mengalami perubahan. Yakni lebih kencang. Merawat payudara dengan baik
selama hamil akan berdampak pada produksi ASI. Berikut ini adalah tips untuk
merawat payudara pada saat hamil, di bagi berdasarkan fase kehamilan.
·
Umur kehamilan 3 bulan
Periksa puting
susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara
memijat dasar puting susu secara perlahan. puting susu yang normal akan
menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam
payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa
menonjol. Caranya adalah dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari,
daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar
payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6
menit.
·
Usia Kehamilan 6-9 Bulan
Kedua telapak
tangan dibasahi dengan minyak kelapa, kemudian puting susu sampai areola mamae
(daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa
selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel
pada puting susu agar mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol
karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
Selanjutnya
kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam clan ke arah
luar (berlawanan jarum jam). Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan,
lalu diurut ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari. Lalu pijat kedua
areola mamae hingga keluar 1-2 tetas. Setelah itu, puting susu dibersihkan
dengan handuk kering clan bersih.
·
Pemijatan Payudara
Bersihkan
payudara memakai air, lalu pijat memakai minyak. Pemijatan dilakukan dengan
kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar search jarum jam dan kemudian
berbalik arah/ berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah
menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena talk
berkelenjar. Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau
ujung rugs jari.
·
Senam Teratur
Senam
yang bisa dilakukan, posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah
kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang
bersedakep). Kemudian tekan kuat kuat ke arah dada dengan cara mempererat
pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara.
Selanjutnya
lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali. Yang kedua, Pegang
bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan
bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan
tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini
20 kali putaran.
·
Memakai Bra yang Pas
Untuk
mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan
bisa memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau longgar, tapi harus benar
benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan dapat menopang perkembangan
payudara.
3) Kebersihan
tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh
harus terjaga selama kehamilan.Perubahan anatomi pada perut, area genetalia
atau lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih
lembab dan mudah terinfestasi oleh mikroorganisme.Sebaiknya gunakan pancuran
atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathub dan melakukan vaginal douche.Gunakan pakaian yang
longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu bertongkat tinggi (high heels)
dan alas kaki yang keras (tidak elastic) serta korset penahan perut.Melakukan
gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari.Jangan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang
dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan.Beristirahat cukup, minimal 8jam pada
malam hari dan 2jam di siang hari.Ibu tidk dianjurkan untuk melakukan kebiasaan
merokok selama hamil karena dapat menimbulkan fesospasme yang berakibat anoksia
janin, berat badan lahir rendah (BBRR), prematuritas, kelalainan congenital,
dan solusio plasenta.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
(ANTENATAL CARE)
A.
Pengkajian
pada ibu hamil Trimester I, II, III,
meliputi:
Identifikasi
dan riwayat kesehatan
·
Data umum pribadi
-
Nama
-
Usia
-
Alamat
-
Pekerjaan ibu/suami
-
Lama menikah
-
Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
·
Keluhan saat ini
-
Jenis dan sifat yang dirasaka ibu
-
Lamanya mengalami ganggua tersebut
·
Riwayat kehamilan persalinan
-
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
-
Usia kehamilan dan taksiran persalinan (
Rumus Naegele: Tanggal HPHT ditambah 7 dan dikurang 3)
·
Riwayat kehamilan dan persalinan
-
Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas
kehamilan sebelumnya
-
Cara persalinan
-
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup
-
Berat badan lahir
-
Cara pemberian asupan bagi bayi yang
dilahirkan
-
Informasi dan saat persalinan atau keguguran
terakhir
·
Riwayat kehamilan saat ini
-
Identifikasi kehamilan
-
Identifikasi penyulit (preeklamsia atau
hipertensi dalam kehamilan)
-
Penyakit lain yang diderita
-
Gerakan bayi dalam kandunga
·
Riwayat penyakit dalam keluarga
-
Diabetes militus, hipertensi atau hamil
kembar
-
Kelainan bawaan
·
Riwayat penyakit ibu
-
Penyakit yang pernah diderita
-
DM, DHK, infeksi saluran kemih
-
Penyakit jantung
-
Infeksi virus berbahaya
-
Alaergi obat atau makanan tertentu
-
Pernah mendapat transfuse darah dan
indikasi tindakan tersebut
-
Inkompatibilitas resus
-
Paparan sinar –X/ rontgen.
·
Riwayat penyakit yang memerlukan
tindakan pembedahan
-
Dilatase dan kuretase
-
Reparasi vagina
-
Seksio sesarea
-
Serviks inkompeten
-
Operasai non-ginekologi
·
Riwayat mengikuti program keluarga
berencana (KB)
·
Riwayat imunisasi
·
Riwayat menyusui
Pemeriksaan
·
Keadaan umum
-
Tanda Vital
-
Pemeriksaan jantung dan paru
-
Pemeriksaan payudara
-
Kelainan otot dan rangka serta
neurologic
·
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi
§ Bentuk
dan ukuran abdomen
§ Parut
bekas operasi
§ Tanda-tanda
kehamilan
§ Gerakan
janin
§ Varises
atau pelebaran vena
§ Hernia
§ Edema
-
Palpasi
§ Tinggi
fundus
§ Punggung
bayi
§ Presentasi
§ Sejauh
mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
-
Auskultasi
§ 10
minggu dengan Doppler
§ 20
minggu dengan fetoskop pinard
-
Inspekulo vagina untuk identifikasi
vaginitis pada trimester I/III
Laboratorium
·
Pemeriksaan
-
Analisa urin rutin
-
Analisa tinja rutin
-
Hb, MCV
-
Golongan darah
-
Hitung jenis sel darah
-
Gula darah
-
Antigen hepatitis B Virus
-
Antibody Rubela
-
HIV/VDRL
·
Ultrasonografi—rutin pada kehamilan
18-22 minggu untuk identifikasi kelainan janin.
·
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu hamil
secara umum. Pemeriksaan darah juga dapat dlakukan dengan pemeriksaan AFP
(alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin. Kadar
AFP yang rendah menunjukkan adanya down syndrome pada janin. Biasanya
pemeriksaan AFP dilakukan pada kehamilan pada usia kehamilan sekitar 15 – 20
minggu.
B.
Diagnosa Dan Perencanaan Trimester
1,2, dan 3
a.
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan
autonomic dalam tonus otot ( dalam rentang dari lemah ke kaku).
2. Devisit volume cairan berhubungan
dengan frekuensi buang air kecil yang berlebihan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan, penurunan sirkulasi iskemik saraf pusat. ( sering mengalami
pusing dan pingsan)
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan kondisi vulva lembab dan
perdarahan pada gusi karna lunak.
5. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan keinginan buang air kencing yang mendesak.
6. ketidakseimbangan nutrisi; nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
7. Kecemasan berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
8. konstipasi berhubungan dengan
peristaltic usus yang menghambat dan perubahan pola makan
Diagnosa
Keperawatan Antenatal Trisemester
Pertama
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri berhubungan dengan perubahan autonomic dalam tonus
otot ( dalam rentang dari lemah ke kaku)
|
nyeri
berkurang atau hilang
Criteria
hasil :
secara subjektif klien menyatakan
nyeri berkurang,
klien tampak rileks dan dapat
istirahat
|
1. Kaji intensitas dan frekuensi
nyeri yang dialami klien.
2. Ajarkan tehnik pengalihan jika
terjadinya nyeri
3. Berikan HE atau beri penjelasan nyeri yang di derita klien dan penyebabnya.
4. Kolaborasi pemberian analgetika.
|
1. Pengukuran nilai ambang nyeri
dapat dilakukan dengan skala maupun diskripsi( pengambaran.
2. Mengurangi frekuensi nyeri
3. Meningkatkan koping klien dalam
mengatasi nyeri.
4. Mengurangi tingkat terjadinya
nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam
spectrum luas/spesifik.
|
2.
|
Devisit volume cairan berhubungan dengan frekuensi buang
air kecil yang berlebihan.
|
volume cairan seimbang dengan kriteria hasil :
intake dan output baik kualitas maupun Quantitas.
|
1. Kaji kondisi status hemodinamika.
2. Ukur volume cairan pengeluaran
harian.
3. Anjurkan Klien untuk Minum yang
banyak kurang lebih 2500 cc / hari.
4. Evaluasi status hemodinamika.
|
1. Pengeluaran cairan pervaginal
sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi.
2. Jumlah cairan ditentukan dari
jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal.
3. Untuk mengganti dan memenuhi
asupan cairan yang hilang.
4. Penilaian dapat dilakukan secara
harian melalui pemeriksaan fisik.
|
3.
|
intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
penurunan sirkulasi iskemik saraf pusat. ( sering mengalami pusing dan
pingsan)
|
Klien dapat beraktifitas sesuai dengan batas toleransi.
Kriteria hasil:
menunjukkan peningkatan dalam
beraktifitas.
|
1. Kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktivitas.
2. Kaji pengaruh aktivitas terhadap
kondisi uterus (kandungan)
3. Ajarkan tekhnik aktifitas
terbimbing dengan gerakan aktif dan pasif
4. Anjurkan klien untuk melakukan
tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien.
5. Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan aktivitas.
6. Anjurkan klien untuk menghentikan
aktivitas bila pusing/kelemahan terjadi
|
1. kemungkin klien tidak mengalami
perubahan berarti, tetapi perdarahan masih perlu di waspadai untuk mencegah
kondisi klien lebih buruk.
2. Aktivitas merangsang peningkatan
vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi.
3. Melonggarkan otot sendi agar tidak
terjadi kekakuan
4. Mengoptimalkan kondisi klien, pada
abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan.
5. Menilai kondisi umum klien.
6. Stress dapat menimbulkan
dekopensasi/kegagalan
|
4.
|
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab dan perdarahan pada
gusi karna lunak.
|
Tidak terjadi infeksi selama perawatan vulva dan mulut
(gusi) dengan criteria hasil ;
· Tidak terjadi infeksi dan
pendarahan
Mukosa mulut dan vulva bersih
|
1. Kaji kondisi keluaran/dischart
yang keluar ; jumlah, warna, dan bau.
2. Beri penjelasan pada klien tentang pentingnya perawatan
vulva selama masa perdarahan.
3. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
4. Lakukan perawatan vulva.
5. Terangkan pada klien cara
mengidentifikasi tanda infeksi.
6. Anjurkan pada suami untuk tidak
melakukan hubungan seks selama masa
perdarahan.
|
1. Perubahan yang terjadi pada
dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap
disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2. Infeksi dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan genital yang lebih luar.
3. Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui
dischart.
4. Inkubasi kuman pada area genital
yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
5. Berbagai manifestasi klinik dapat menjadi
tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan
gejala infeksi.
6. Pengertian pada keluarga sangat
penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat
memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko
infeksi pada pasangan.
|
5.
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan keinginan buang air
kencing yang mendesak.
|
|
1. Kaji pola tidur klien
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
dan tenang.
3. Anjurkan klien minum susu hangat
sebelum tidur.
4. Batasi jumlah penjaga klien
5. Memberlakukan jam besuk.
6. Kolaborasi dengan tim medis
pemberian obat tidur Diazepam.
|
1. Dengan mengetahui pola tidur
klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2. Memberikan kesempatan pada klien
untuk beristirahat.
3. Susu mengandung protein yang tinggi sehingga
dapat merangsang untuk tidur.
4. Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi
maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi sehingga klien dapat beristirahat.
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk
beristirahat.
6. Diazepam berfungsi untuk
merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur.
|
6.
|
ketidakseimbangan nutrisi; nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.
|
kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi dengan criteria hasil :
1. Menunjukkan peningkatan berat
badan/berat badan stabil
2. Nafsu makan klien meningkat
|
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk
makanan yang disukai
2. Observasi dan catat masukan makanan
klien
3. Timbang berat badan klien
4. Anjurkan makan sedikit namun
frekuensinya sering.
5. Kolaborasi dalam pemberian
suplemen nutrisi
|
1. mengidentifikasi defisiensi
nutrisi dan juga untuk intervensi selanjutnya
2. mengawasi masukan kalori
3. mengawasi penurunan berat badan
dan efektivitas intervensi nutrisi
4. meningkatkan pemasukan kalori
secara total dan juga untuk mencegah distensi gaster.
5. meningkatkan masukan protein dan
kalori
|
7.
|
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
|
Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang.
|
1. Kaji tingkat kecemasan klien.
2. Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
3. Mendengarkan keluhan klien dengan empati.
4. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit
dan terapi yang diberikan.
5. Beri dorongan spiritual/support.
|
1. Mengetahui sejauh mana kecemasan
tersebut mengganggu klien.
2. Ungkapan perasaan dapat memberikan
rasa lega sehingga mengurangi kecemasan.
3. Dengan mendengarkan keluahan klien secara
empati maka klien akan merasa diperhatikan.
4. Menambah pengetahuan klien sehingga klien
tahu dan mengerti tentang penyakitnya.
5. Menciptakan ketenangan batin
sehingga kecemasan dapat berkurang.
|
8.
|
konstipasi berhubungan dengan peristaltic usus yang
menghambat dan perubahan pola makan
|
Tidak terjadi kontifasi dengan criteria hasil
· BAB lancar denagn konsistensi
lembek
Frekukuensi BAB normal 2-3 kali sehari
|
1.
Tingkatkan asupan
cairan
2.
Tingkatkan diet
tinggi serat seperti buah dan sayuran
3.
Ajarkan latihan
fisik dengan memberikan ambulasi, latihan rentang gerak,
4.
Instruksikan pasien untuk duduk ditoilet, gunakan
tangan untuk menekan perut terus kebawah dan jangan mengedan untuk merangsang
pengeluaran feses
|
1.
Asupan
cairan dapat memperlancar pengeluaran feses
2.
Diet
tinggi serat membantu mempermudah pengeluaran feses
3.
Latihan
gerak dapat membantu peristaltic usus.
4.
Posisi
duduk yang tepat dapat membantu pengeluaran feses
|
b.
Pada Ibu Hamil Trimester Kedua
1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan biofisik, respon orang
lain
2. Pola nafas tidak efektif b.d pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus
3. Kurang pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari
kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai.
4. Resiko tinggi cidera tehadap janin b.d masalah kesehatan
ibu,pemanjaan pada agen infeksi.
5. Resiko tinggi kelebihan volume cairan b.d perubahan
mekanisme regulator retensi natrium/air.
6. Perubahan pola seksualitas b.d Konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan
harapan, takut akan cedera fisik.
Diagnosa
Keperawatan Antenatal Trisemester Kedua
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Gangguan citra tubuh b.d perubahan biofisik, respon
orang lain
|
Klien Mengungkapkan penerimaan /
adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri / citra tubuh.
|
1.
Tinjau
ulang / kaji sikap terhadap kehamilan ,perubahan bentuk tubuh, dan sebagainya.
2.
Diskusikan
perubahan aspek fisiologis, dan respon klien terhadap perubahan. Berikan
informasi tentang kenormalan perubahan.
3.
Anjurkan
gaya dan sumber – sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
4.
Diskusikan
metode perawatan kulit dan berias untuk meminimalkan / menyembunyikan kulit
yang menjadi gelap ), menggunakan kaus kaki penyokong, pemeliharaan postur,
dan program latihan sedang
5.
Rujuk
pada sumber – sumber lain seperti konseling dan / atau kelas – kelas
pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua
|
1. Pada trimester kedua, perubahan bentuk telah
tampak. Respon negatif dapat terjadi pada klien / pasangan yang memiliki
konsep diri yang rapuh, didasarkan pada penampilan fisik.
2. Individu bereaksi secara berbeda
terhadap perubahan bahan yang terjadi. Informasi dapat membantu klien
memahami / menerima apa yang terjadi.
3. Situasi individu menandakan
kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan penampilan klien untuk kerja
dan melakukan aktivitas yang menyenangkan
4.
Belajar
dan ikut untuk melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk
mempertahankan perasaan positif tentang diri.
5.
membantu
dalam memberikan dukungan tambahan, selama periode perubahan ini; mengidentifikasi
model – model peran
|
2.
|
Pola nafas tidak efektif b.d pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus
|
Klien
- melaporkan penurunan frekuensi /
beratnya keluhan
- Mendemonstrasikan perilaku yang
mengoptimalkan fungsi pernapasan.
|
1. Kaji status pernapasan
2. Dapatkan riwayat dan pantau
masalah medis yang terjadi / ada sebelumnya ( mis : alergi rinitis, asma,
masalah sinus, tuberkulosis ).
3. Kaji kadar hemoglobin (Hb) dan
hematokrit ( Ht) tekankan pentingnya masukan vitamin / fero sulfat pranantal
setiap hari ( kecuali pada klien dengan anemia sel sabit )
4. Berikan Informasi tentang rasional
untuk kesuilitan pernapasan dan program aktivitas / latihan yang realitis.
Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu,
dan latihan ringan, seperti berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat
dilakukan klien untuk mengurangi masalah ; misalnya postur yang baik,
menghindari merokok, makan sedikit tetapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – Fowler untuk duduk / tidur bila gejala berat.
|
1. Menentukan luas / beratnya
masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas
vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk
turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus
2. Masalah lain dapat terus mengubah
pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu / janin
3. Peningkatan kadar plasma pada
gestasi minggu ke 24-32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen
4. Menurunkan kemungkinan gejala –
gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
5. Postur yang baik dan makan sedikit
membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan
ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu-janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi
paru sesuai penurunan uterus gravid
|
3.
|
Kurang pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari
kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai perubahann trimester kedua yang
dialami
|
Klien dapat :
· Mengungkapkan / mendemonstrasikan
perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraa
· Bertanggung jawab terhadap
perawatan kesehatannya sendiri
· Mengenali dan melakukan tindakan
untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko
· Mengidentifikasi tanda – tanda
bahaya / mencari perawatan medis dengan tepat.
|
1.
Tinjau
ulang perubahan yang diharapkan selama trismeter kedua.
2.
Lakukan
/ lanjutkan program penyuluhan sesuai pedoman pada MK : Trimester pertama, DK
; Kurang Pengetahuan [ Kebutuhan Belajar ]
3.
Berikan
informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan asam folat.
4.
Identifikasi
kemungkinan risiko kesehatan individu (mis, aborsi spontan, hipoksia yang
berhubungan dengan asma atau tuberkulosis,penyakit jantung, hipertensi akibat
kehamilan [HAK], kelainan ginjal, anemia, diabetes melitus gestasioanl [DMG]
; penyakit hubungan seksual [PHS]. Tinjau ulang tanda – tanda bahaya dan
tindakan yang tepat.
5.
Diskusikan
adanya obat – obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengisi
masalah medis
6.
Diskusikan
kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium khusus, skrining, dan pemantauan
ketat sesuai indikasi.
|
1.
Pertanyaan
timbul sesuai perubahan baru yang terjadi, tanpa memperhatikan apakah
perubahan diharapkan atau tidak.
2.
Pengulangan
menguatkan penyuluhan, dan bila klien belum melihat sebelumnya, informasi
bermanfaat pada saat ini.
3.
Fero
dan asam folfat membantu mempertahankan kadar Hb normal . Defisiensi asam
fosfat memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan abrupsi plasenta, aborsi
dan malformasi janin. ( Catatan : Klien dengan anemia , sela sabit memerlukan
peningkatan asalm fosfat selama dan seluruh episode kritis )
4.
Membantu
mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi risiko tinggi
yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan / atau intervensi.
5.
Membantu
dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan
efek berbahaya pada janin.
6. Kunjungan pranantal yang lebih sering mungkin diperlukan
untuk meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan
elektroforesis mendeteksi anemia\ khusus dan membantu dalam menentukan
penyebab. Skrining untuk DMG pada gestasi minggu ke 24 – 26 atau pada gestasi
minggu ke -8 dan ke 32 pada klien resiko tinggi dapat mendeteksi terjadinya
hiperglikemia, dapat memerlukan tindakan dengan insulin dan / atau diet
menurut American Diabetes Association (Rujuk pada MK : Diabetes Mellitus :
Prekehamilan / Gestasional ; resiko Tinggi Kehamilan)
|
4.
|
Resiko tinggi cidera tehadap janin b.d masalah
kesehatan ibu,pemanjaan pada agen infeksi
|
Klien dapat
·
Mengungkapkan
kesadaran tentang faktor resiko
·
Menghidari
faktore dan / atau menghindari perilaku yang dapat memperberat cedera janin
|
1.
Tentukan
pemahaman sebelum informasi diberikan ( Rujuk pada MK, Trisemester Pertama DK
: Cedera, resiko tinggi terhadap, janin)
2.
Tinjau
ulang status kesehatan ibu ; misal malnutrisi, penyalahgunaan / penggunaan zat. ( Rujuk pada MK : Trimester
Pertama, DK : Nutrisi , perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh )
3.
Kaji
faktor lain yang aa pada situasi ini yang mungkin berbahaya pada janin (
mis., pemajanan pada virus / PHS lain , faktor lingkungan ). Rujuk pada MK :
infeksi Pranatal).
4.
Perhatikan
quickening ( persepsi ibu terhadap gerakan janin ) dan denyut jantung janin (
DJJ). Rujuk pada dokter bila ditemukan masalah.
5.
Kaji
pertumbuhan uterus dan tinggi fundus pada setiap kunjungan.
6.
Berikan
informasi tentang tes – tes diagnostik atau prosedur. Tinjau ulang resiko dan
potensial efek samping.
7.
Kolaborasi Bantu dengan prosedur
ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya
|
1. Mengidentifikasi kebutuhan /
masalah individu dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan
konsep, khususnya untuk klien yang saat ini melakukan kunjungan pranatal
pertama kali.
2. Faktor – faktor ini dapat
mempunyai dampak besar pada perkembangan jaringan dan rgan janin, dan
identifikasi serta intervensi awal dapat mencegah hasil yang buruk.
3. Identifikasi memungkinkan klien
dan perawat untuk mendiskusikan cara – cara untuk meminimalkan / mencegah
cedera. PHS atau virus – virus lain mungkin merupakan masalah ringan bagi
klien, tetapi berdampak negatif yang besar pada kesejahteraan janin.
4. Gerakan janin yang dapat dirasakan
pertama terjadi diantara gestasi minggu ke -16 dan ke -20 sesuai peningkatan
ukuran janin ; kurang gerakan dapat menandakan adanya masalah. Kegagalan
untuk mendeteksi DJJ dapat menandakan penurunan janin atau tidak adanya janin
/ adanya mola hidatidosa.
5. Merupakan skrining untuk gestasi
multipel, pertumbuhan janin normal atau abnormal ; dapat mendeteksi masalah
yang berhubungan dengan polihidramnion atau oligohidramnion
6. Mempunyai informasi yang membantu
klien / pasangan untuk menghadapi situasi dan membuat keputusan berdasarkan
informasi. Masalah genetik tertentu seperti kerusakan tuba neural ( NTD :
neural tube defect ) dapat dideteksi pada tahap ini.
7. Mendeteksi adanya janin di awal
minggu ke 5 – 6 gestasi dan memberikan informasi tentang pertumbuhan janin
dengan menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang femur, dan diameter
biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan mengesampingkan retardasi
pertumbuhan. Juga menentukan ukuran dan lokasi plasenta dan dapat mendeteksi
beberapa abnormalitas janin
|
5.
|
Resiko tinggi kelebihan volume cairan b.d perubahan
mekanisme regulator retensi natrium/air
|
Klien mampu
-
Mengidentifikasi
tanda / gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi medis.
-
Bebas
dari hipertensi albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah
|
1. Pantau berat badan secara teratur
2. Kaji adanya tanda – tanda HKK,
perhatikan tekanan darah. Pantau lokasi / luasnya edema, masukan atau haluran
cairan.Perhatikan laporan – laporan gangguan penglihatan, sakit kepala, nyeri
epigastrik atau adanya hiperrefleksia.
3. Tes urin terhadap albumin
4. Berikan informasi tentang diet (
mis, peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan
dan minuman tinggi natrium )
5. Anjurkan meninggikan ekstremitas
secara periodik selama sehari
6. Tinjau ulang kadar Ht ( Perhatikan
efek dari variabel – variabel, seperti sikap dan ras )
Kolaborasi
7. Jadwalkan kunjungan pranatal lebih
sering dan lakukan pengobatan bila ada HAK ( Rujuk pada MK : Hipertensi
Karena Kehamilan )
|
1.
Mendeteksi
penambahan beratbadan berlebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan,
yang potensial patologis.
2.
Indikator
edema patologis. Meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak
terlihat sampai akhir minggu ke 10 kehamilan, dapat terjadi di awal, khusunya
pada klien dengan faktor – faktor predisposisi seperti diabetes, penyakit
ginjal, hipertensi, gestasi multipel, malnutrisi ( kelebihan berat badan atau
kurang berat badan ), mola hidatidosa
3.
Deteksi
masalah vaskular berkenaan denga spasme glomerular dari ginjal, yang
menurunkan resorpsi albumin.
4.
Nutrisi
adekuat, khusunya peningkatan protein, menurunkan kemungkinan HAK. Natrium
berlebihan dapat memperberat retensi air ( terlalu sedikit natrium dapat
mengakibatkan dehidrasi )
5.
Edema
fisiologis dari ekstremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal,
tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana. Bila ini tidak
teratasi, pemberi pelayanan kesehatan harus diberi tahu
6.
Pada
umumnya, kadar > 41% ( Caucasian ) atau > 38% ( keturunan Afrika )
menunjukkan perpindahan cairan intravaskular mengakibatkan edema jaringan.
7.
Perawatan
membantu meningkatkan kesejahteraan ibu / janin.
|
6.
|
Perubahan
pola seksualitas b.d Konflik mengenai perubahan hasrat seksual
dan harapan, takut akan cedera fisik.
|
Klien mampu
-
Mendiskusikan
masalah seksual
-
Mengungkapkan
pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk diubah
-
Mengidentifikasi
alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhan individu
-
Mengungkapkan
kepuasan bersama atau konseling bila dibutuhkan
|
1.
Diskusikan
dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal. ( Rujuk pada MK :
Trimester Pertama, DK : Pola Seksualitas, perubahan )
2.
Tinjau
ulang apa yang dirasakan dan diskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan
kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara
aktual.
3.
Tinjau
ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual
4.
Waspadai
adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai
dari pria
Kolaborasi
5.
Rujuk
pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi
|
1.
Kepuasan
seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua karena
vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat
mengalami berbagai perasaan saat berespons terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena
penurunan atau peningkatan hasrat seksualnya sendiri dalam memberi respons
terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya.
2.
Rasa
takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan
memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan
ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan.
3.
Membantu
pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan
4.
Disini
tampak frekuensi penyimpangan menjadi lebih tinggi ( misal,perkosaan, inses,
kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang
hamil.
5.
Mungkin
perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat berkembang
selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.
|
c.
Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga
1.
Ketidaknyamanan
berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal
2.
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan interpretasi
informasi
3.
hargadiri
rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan tugas kehamilan /
kelahiran anak
4.
Resiko
tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/
penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia
jaringan, ketuban pecah dini.
5.
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan tekanan
abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus
6.
Perubahan
pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan, atau
merasa takut
7.
Resiko
tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume cairan/ perubahan aliran balik vena,
perubahan permeabilitas kapiler
8.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
9.
Risiko
tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada
teratogen/ agen infeksi
10.
Resiko
tinggi koping individu/ keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasi/ maturasi, kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping
yang tidak adekuat, sistem pendukung yang tidak ada/ tidak adekuat
Diagnosa
Keperawatan Antenatal Trisemester Ketiga
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman.
Criteria
hasil:
·
melakukan aktivitas perawatan diri
dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
·
melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/ dikontrol
mencari
pertolongan medis dengan tepat
|
1. Pantau
terus ketidaknyamanan klien dan
metode untuk mengatasinya
2. Pantau satatus pernapasan klien.
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan
pada punggung dan perubahan cara jalan. Anjurkan penggunaan sepatu hak
rendah, latihan pelvicrock, girdle maternitas, penggunaan kompres panas,
sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal transkutan dengan tepat.
4. perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan
klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam keposisi
dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri/ duduk lama.
5. kaji ulang adanya/ frekuensi kontraksi braxton Hick.
Berikan informasi mengenai fisiologi aktifitas uterus.
6. perhatikan keluhan aktifitas BAK dan
tekanan pada kandung kemih.
7. kaji adanya konstipasi dan hemoroid.
8. kaji adanya pirosis (nyeri ulu hati).
Tinjau pembatasan diet.
9. perhatikan adanya leukorea dan pruritus.
Anjurkan klien untuk sering mandi, menggunakan celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk untuk waktu yang lama.
10. berikan suplemen kalsium dengan tepat.
Anjurkan penggunaan jel aluminium hidroksida sesuai kebutuhan.
|
1.
data dasar terbaru untuk merencanakan
perawatan.
2.
penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea.
3.
Lordosis dan
regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon (relaksin, progesteron) pada
sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan perbesaranuterus.
Intervensi multipel biasanya membantu untuk menghilangkan ketidaknyamanan.
4.
menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena
tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang mensuplai ekstremitas bawah.
5.
kontraksi ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan pada multigrafida pada trimester kedua. Primigrafida biasanya
tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir.
6.
pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih.
7.
peningkatan pemindahan posisi uterus
memperberat masalah eliminasi.
8.
masalah sering terjadi pada trimester
kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila diet tidak dimodifikasi.
9.
saat kadar estrogen tinggi, sekresi
kelenjar servikal menghasilkan media asam yang mendorong proliferasi
organisme.
10. penambahan
produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli dapat menurunkan
kadar fosfor dan memperbaiki ketidak seimbangan kalsium-fosfor
|
2.
|
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang pengalaman, kesalahan interpretasi informasi
|
Setelah
mendapatkan asuhan keperawatan, klien mampu menambah pengetahuannya tentang
perubahan fisik/ psikologis, persalinan atau kelahiran.
Criteria hasil:
·
mendiskusikan perubahan fisik/
psikologis berkenaan dengan persalinan/ kelahiran.
·
mengidentifikasi sumber-sumber yang
tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
·
mengungkapkan kesiapan untuk
persalinan/ kelahiran dan bayi
|
1. berikan
informasi tentang perubahan fisik/ fisiologis normal berkenaan dengan
trimester ketiga.
2. berikan
informasi tertulis/ verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan.
3. berikan
informasi verbal/ tertulis tentang perawtan bayi dan pemberian makan.
4. anjurkan
keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak dan melakukan orientasi rumah sakit
atau rumah bersalin.
|
1. pemahaman kenormalan perubahan ini dapat
menurunkan kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian aktifitas
perawatan diri.
2. membantu klien untuk mengenali awitan
persalinan, untuk menjamin tiba dirumah sakit tepat waktu, dan menangani
persalinan/ kelahiran.
3. membantu menyiapkan pengambilan peran
baru, memrlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian, dan suplai.
4. menurunkan ansietas berkenaan dengan
ketidak tahuan; meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan/ kelahiran.
|
3.
|
hargadiri
rendah berhubungan dengan kemampuan untuk menyelesaikan tugas kehamilan /
kelahiran anak.
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat meningkatkan harga
dirinya.
Criteria hasil:
·
mendiskusikan reaksi-reaksi terhadap perubahan
citra tubuh dan impian-impian.
·
mencari model peran positif dalam
persiapan untuk menjadi orangtua
·
mengungkapkan perasaan percaya diri
mengenal peran baru.
|
1.
perhatikan isyarat verbal dan
nonverbal klien/ pasangan saat diskusi tentang masalah-masalah perubahan
tubuh dan harapan peran.
2.
diskusikan sifat atau frekuensi
mimpi-mimpi.
3.
evaluasi adaptasi fisiologis klien/
pasangan terhadap kehamilan
4.
berikan informasi kepada pasangan
mengenai kenormalan introspeksi, perubahan alam perasaan, dan rasa takut.
5.
berikan/ tinjau ulang informasi
tentang perubahan fisik normal pada trimester ketiga.
|
1. Krisis trimester akhir ini dapat
mengakibatkan klien merasa cemas, ambivalen, dan depresi akan tubuhnya dan
efek-efek kehamilan pada kemampuan/ aktifitasnya.
2. mimpi dan fantasi berhubungan dengan
pengalaman melahirkan, kemungkinan abnormalitas bayi baru lahir, perubahan
peran yang berat.
3. tugas normal pada trimester ketiga
berfokus pada persiapan menjadi ibu/ ayah.
4. memikirkan diri terus-menerus dapat
membingungkan, tetapi hal ini memungkinkan klien untuk menilai, beradaptasi,
dan meningkatkan kekuatan dari dalam diri yang diperlukan untuk melahirkan
anak, menjadi orang tua, dan perubahan peran. Mimpi/ rasa takut terhadap
persalinan adalah normal.
5. pendidikan/ komunikasi tentang bagaimana
perubahan tubuh normal dapat mempengaruhi secara positif sikap dan persepsi
yang memudahkan pemahaman dan apresiasi terhadap kehamilan pada kedua anggota
pasangan.
|
4.
|
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi,infeksi, penggunaan/ penyalahgunaan
zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah
dini.
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien diharapkan tidak
mengalami cedera.
Criteria
hasil:
·
mengungkapkan pemahaman tentang
faktor-faktor risiko individu yang potensial.
·
bebas dari komplikasi.
|
1. periksa/
evaluasi faktor-faktor risiko yang ada sebelumnya/ baru, nadi, dan bunyi
jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat kehamilan.
2. dapatkan
kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit hubungan seksual
3. dapatkan Hb
dan Ht pada gestasi minggu ke 28. pastikan klien mentaati asupan zat besi dan
vitamin pranatal setiap hari.
4. berikan
informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan ; tinjau ulang riwayat KPD/
persalinan paterm
5. tentukan
penggunaan alkohol/ obat-obatan lain
6. kaji terhadap
perdarahan vagina dan tanda-tanda koagulasi intra vaskulardiseminata.
|
1.
situasi potensial risiko tinggi
sering menjadi masalah dan memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan
sirkulasi dan metabolik paling besar.
2.
infeksi vagina yang tidak dapat
diobati, menciptakan ketidaknyamanan berat pada klien, dan risiko terhadap
janin.
3.
mendeteksi anemia dengan hipoksemia/
anoksia potensial pada klien dan janin.
4.
riwayat positif meningkatkan
kemungkinan masalah serupa pada kehamilan berikutnya.
5.
penggunaan/ penyalahgunaan zat
membuat klien berisiko terhadap persalinan prematur dan janin sulit
dilahirkan.
6.
Adanya
kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume cairan dan penurunan
kapasitas vaskular diseminata.
|
5.
|
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran
uterus, peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerolus.
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan,
klien mengerti tentang perubahan pola eliminasi urin.
Criteria hasil
·
Mengungkapkan pemahaman tentang
kondisi.
·
Mengidentifikasi cara-cara untuk
mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan
|
1. Berikan informasi tentang perubahan
perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.
2. Anjukan klien untuk melakukan posisi
miring saat tidur. Perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
3. Anjurkan klien untuk menghindari posisi
tegak dalam waktu yang lama.
4. Berikan informasi mengenai perlunya
masukan cairan 6-8 gelas/ hari, penurunan masukan 2-3 jam sebelum
beristirahat, dan penggunaan garam, makanan, dan produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai bahaya
menggunakan diuretik dan penghilangan natrium dari diet.
6. Tes urin midstream untuk memeriksa
albumin.
|
1.
Membantu klien memahami alasan
fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga.
2.
Meningkatkan perfusi ginjal.
3.
Posisi ini memungkinkan terjadinya
sindrom vena kava dan menurunkan aliran vena.
4.
Mempertahankan tingkat cairan dan
perfusi ginjal adekuat, yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan
status isotonik.
5.
Kehilangan/ pembatasan natrium dapat
sangat menekan regulator renin-angiotensin-aldosteron dari kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/ hipovolemia berat.
6.
Dapat mengidentifikasi spasme
glomerulus atau penurunan perfusi ginjal berkenaan dengan hipertensi akibat
kehamilan.
|
6.
|
perubahan pola seksual berhubungan dengan
perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan, atau merasa takut.
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan,
diharapkan pasien dapat memahami perubahan pola seksualitas.
Criteria hasil:
·
Mendiskusikan masalah yang
berhubungan dengan isu-isu seksual pada trimester ketiga.
·
Mengekspresikan kepuasan bersama
dengan dengan hubungan seksual.
|
1. Kaji ulang seksual,
cari perubahan pada trimester pertama dan kedua
2.
Kaji
ulang persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
3.
Anjurkan pasangan untuk berdiskusi,
tentang perasaan dan masalah yang berhubungan dengan dengan perubahan pola
seksual. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
4.
Berikan informasi tentang
metoda-metoda alternatif untuk mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan
kebutuhan keintiman/ kedekatan.
5.
Anjurkan pilihan posisi untuk koitus
selain dari posisi pria diatas
6. diskusikan pentingnya tidak meniup udara ke
dalam vagina
7. Anjurkan
klien/ pasangan untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan hasrat
untuk koitus.
8. Instruksikan
klien untuk mendiskusikan keamanan koitus dalam minggu ke 6-ke 8 akhir
dengnan pemberi
perawatannya.
|
1.
Penurunan minat pada aktivitas/
koitus seksual sering terjadi pada trimester ketiga, karena perubahan/
ketidaknyamanan fisiologis.
2.
Kemampuan pasangan untuk
mengidentifikasikan/ mengungkapkan/ menerima perubahanseksual pada trimester
pertama dapat mempengaruhi hubungan dan kemampuan mereka untuk mendukung satu
sama lain secara emosional.
3.
Komunakasi antar pasangan adalah
penting untuk pemecahan masalah yang konstruksif.
4.
Kebutuhan seksual dapat dipenuhi
melalui masturbasi, kemesraan, membelai, dan sebagainya bila secara bersamaan
diinginkan atau dapat diterima.
5.
Pembesaran abdomen klien memerlukan
perubahan posisi untuk kenyamanan dan keamanan.
6.
Kematian ibu karena embolisme udara
telah dijumpai.
7.
Kesalahan pengertian dan rasa takut
bahwa koitus dapat mengakibatkan cedera janin, infeksi, dan timbulnya
persalinan dapat juga mempengaruhi hasrat seksual.
8.
Instruksi khusus mungkin ditemukan bila
terdapat riwayat komplikasi atau bila komplikasi diantisipasi.
|
7.
|
Resiko tinggi dekompisasi curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume cairan/
perubahan aliran balik vena, perubahan permeabilitas kapiler.
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien mampu mengontrol volume
cairan.
Criteria hasil:
·
Tekanan darah normal, bebas edema
patologis.
·
Mengidentifikasi adanya tanda-tanda
abnormal yang memerlukan evaluasi alnjut.
|
1.
Tinjau ulang perubahan fisiologis
normal. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medis atau
intervensi
2.
Pantau frekuensi nadi jantung
3.
Catat tanda-tanda hipertensi akibat
kehamilan: edema umum, albuminuria 2+, dan hipertensi dengan peningkatan
sistolik lebih besar dari 30 mm hg atau sistolik lebih besar dari 30 mm hg
atau diastolik > dari 15 mm hg
4.
Anjurkan perubahan posisi yang sering
|
1.
Retensi kelebihan cairan dan
permulaan respons stres renin-angiotensin ii-aldosteron dapat menyebabkan
cairan meninggalkan kardiovaskuler, mengakibatkan dehidrasi yang secara negatif
mempengaruhi curah jantung.
2. Saat
frekuensi jantung istirahat meningkat secara normal sebanyak 15 pdm untuk
memudahkan sirkulasi tambahan volume cairan.
3. Membedakan
antara edema fisiologis normal dan potensial.
4. Posisi
supine/rekumben dan posisi tegak lama sangat menurunkan aliran balik vena dan
curah jantung pada trimester tiga, secara negatif mempengaruhi aliran pada
uterus dan ginjal. Posisi sim/ semifowler miring mengoptimalkan perfusi
plasenta/ ginjal
|
8.
|
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
perubahan pada tingkat aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.
|
Setelah diberikan asuhan keperawata, diharapkan
pasien tidak mengalami gangguan pola tidur.
Criteria
hasil:
·
Melaporkan perbaikan tidur/istirahat.
·
melaporkan peningkatan rasa sejahtera
dan perasaan segar
|
1.
Tinjau ulang kebutuhan perubahan
tidur normal berkenaan dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini
2.
Evaluasi tingkat kelelahan.
3.
Kaji terhadap kejadian insomnia dan
respons klien terhadap penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur,
seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat
4.
Perhatikan keuslitan bernafas karena
posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler
5.
Dapatkan sel darah merah (sdm) dan
kadar hb
6.
Rujuk klien untuk konseling bila
kekurangan tidur/kelelahan mempengaruhi aktifitas kehidupan sehari-hari
|
1. Membantu mengidentifikasi
kebutuhan untuk menetapkan pola tidur yang berbeda.
2. Peningkatan
retensi cairan, penambzahan berat badan, dan pertumbuhan janin, semua
memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara.
3. Ansietas yang
berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktifitas janin
dapat mempersulit tidur.
4. Pada posisi
rekumben, pembesaran uterusserta organ abdomen menekan diafragma, sehingga
membatasi ekspansi paru. Penggunaan posisi semifowler memugnkinkan diafragma
menurun, membantu mengembangkanekspansi paru optimal.
5.
Anemia dan penurunan kadar hb/sdm,
mengakibatkan penurunan oksigenasi jaringan serta mempengaruhi perasaan letih
berlebihan.
6.
Mungkin perlu bagi klien menghadapi
perubahan siklus tidur-terjaga, mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
memodifikasi komitmen.
|
9.
|
Risiko tinggi cedera janin berhubungan
dengan masalah kesehatan ibu, pemajanan pada teratogen/ agen infeksi.
|
Setelah diberikan asuhan keperawata, diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu dan
janin dan dapat menghindari resiko cedera.
Kriteri
hasil:
·
Mengidentifikasi faktor-faktor risiko
individu.
·
Mengubah gaya hidup/ perilaku yang
menurunkan resiko
|
1. Lanjutkan
pengkajian berkelanjutan tentang nutrisi ibu
2. Hindari
penggunaan tembakau.
3. Berikan
informasi tentang resiko terapi obat.
4. Pantau profil
biofisik jan
|
1.
Perubahan pada nutrisi ibu dapat
menurunkan cadangan zat besi pada janin, membatasi cadangan lemak,
memperlambat perkembangan neurologis pada neonatus/ anak, dan menurunkan
cadangan protein untuk pertumbuhan otak, sehingga menurunkan lingkar kepala
pada keturunan.
2.
Dapat menghambat penebalan berat
badan ibu, menurunkan pertumbuhan intra uterus/ plasenta, dan mengakibatkan skor
apgar rendah saat kelahiran.
3.
Pada trimester ketiga, sulfonamid
meningkatkan risiko hiperbilirubinemia dengan mempengaruhi ikatan
albumin-bilirubin. Tetrasiklin menyebabkan pewarnaan pada pelapisan desisua
gigi dan menghambat pertumbuhan tulang pada bayi prematur. Streptomisin
mengakibatkan kerusakan pada saraf pendengaran serta kemungkinan kehilangan
kehilangan pendengaran.
4.
Tentukan kesejahteraan uteroplasenta/
janin dan klien berisiko terkena sepsis
|
10.
|
Resiko tinggi koping individu/ keluarga
tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi/ maturasi, kerentanan
pribadi, persepsi tidak realistis, metoda koping yang tidak adekuat sistem pendukung yang tidak ada/ tidak
adekuat.
|
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien
mendapatkan kopign individu yang efektif.
Criteria
hasil:
·
Mendiskusikan reaksi emosional pada
trimester tiga.
·
Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai
dengan keyakinan budaya melalui pendidikan/ keahlian.
·
Mengidentifikasi model peran yang
tepat.
·
Menggambarkan karakteristik
kepribadian tentang janin
|
1. Kaji
persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi baru lahir
2. Tentukan
persepsi klien/ pasangan terhadap janin sebagai kesatuan yang terpisah
3. Tentukan
bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat persalinan dan kelahiran mendekat.
4. Perhatikan
kehilangan dari kehamilan sebelumnya, faktor-faktor genetik, atau riwayat
lahir mati, dan diskusikan makna kejadian tersebut kepada pasien/klien.
5. Evaluasi
sistem pendukung yang tesedia pada klien/ pasangan.
|
1.
Keterlibatan pada kelas kelahiran
bayi dan keahlian tentang peralatan dan bahan dalam perawatan dapat
menunjukkan kesiapan secara psikologis. Kurangnya persiapan dapat didasarkan
pada keyakinan budaya, atau dapat menandkan masalah keuangan atau psikologis.
2.
Persepsi ini menandakan pelengkapan
tugas-tugas psikologis dari kehamilan.
3.
Seorang dengan tingkat ketergantungan
yang tinggi dapat mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan
ketergantunagnm klien sehingga dapat menciptakan konflik. Selain itu, koping
negatif dimanifestasikan sebagai akibat kurangnya persiapan persalinan dan
atau pada bayi baru lahir.
4.
Pasangan risiko tinggi mungkin lebih
memilih untuk tidak membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan
bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangn/ cedera apabila janin tidak
hidup.
5.
Ketersediaan keluarga dan teman dapat
membantu klien/ pasangan untuk mengatasi tugas-tugas yang datang karena
persalinan dan kelahiran.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Doenges,
Marilynn dan Moorhouse, Mary . 2001 . Rencana Perawatan Maternal / Bayi Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Klien .
Jakarta : EGC
Mansjoer,
Arif dkk . 2000 . Kapita Selekta kedokteran Jilid I Edisi Ketiga . Jakarta : Media Aesculapius
Saifudin,
Abdul dan Rochimhadi Trijatmo . 2007 . Ilmu Kandungan . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Komentar