Assalamualaikum kawan-kawan bloger
semua…..
Hari ini saya inggin sedikit berbagi
cerita mengenai pengalaman saya selama praktik di PSTW.
PSTW (Panti Sosial Tresna Werda) atau
lebih lazim dan sering di sebut Panti Jompo. Sesuai dengan namanya maka orang-orang
yang menghuni wisma di sana adalah para lansia atau “PapuQ-papuq” (Sasak lenguage), ya…pengecuali pekerja social yang bertugas mendampingi atau merawat
para lansia belum bisa dimasukan dalam kategori lansia.
Di provinsi NTB sendiri terdapat 2 PSTW, satu
PSTW Puspakarma di Kota Mataram dan satu lagi Maci Awi di Kota Bima. Setiap
PSTW memiliki beberapa Wisma dan di huni oleh lebih dari dua lansia. Lansia yang tinggal di Panti umumnya berusia
60-82 thunan, bahkan ada yang sebelum kemerdekaanpun mereka sudah lahir dan
remaja. Latar belakang dan Status ekonomi merekapun berbeda-beda. PSTW juga
sama seperti rumah sakit yang memiliki kelas VIP yang memiliki ruangan cukup
besar dan fasilitas yang cukup mewah, serta memiliki fasilitas ibadah dan
poliklinik.
Selama saya di PSTW, saya sempat menanyakan
beberapa alasan mengapa para lansia berada atau tinggal disana, alasanya antara
lain; 1. Karena hidup sebatang kara tidak punya anak dan sanak keluarga yang dapat
mengurus dan memenuhi kebutuhan hidupnya di usia senja 2. Memiliki keluarga
tapi, memiliki hubungan tidak baik dengan menantu sehingga dititiplah di panti
dan ia merasa lebih nyaman dan lebih betah hidup di panti 3. Memiliki hanya
seorang anak, sanak saudara lain bekerja diluar negeri sebagai TKW dan tidak
ada yang mengurus dirumah serta tidak mau merepoti sang anaknya. Itu beberapa
alasan saja, jika kita mengkaji lebih banyak lagi maka akan kita dapat banyak
alasan lagi yang lebih menyayat hati kawan.
Secara umum para lansia senang hidup dan
tinggal disana, karena menurut mereka semua kebutuhan hidup mereka ditanggung
oleh panti dan mereka dapat berkumpul bersama lansia lainnya. Meski kita tidak
tahu isi hati mereka sebenrnya, yang mungkin merekapun berharap dapat
menghabiskan sisa umurnya bersama anak, cucu dan keluarganya di usia senja.
Sebelum saya bercerita lebih lanjut
saya inggin menanyakan beberapa partanyaan (anda bia menjawabnya dengan menberi
komentar @kolom komentar di bawah) dan saya juga berharap anda merenungkannya:
1.
Apa
anda bayangkan atau ketahui tentang ke hidupan di panti jompo?
2.
Jika
anda sudah pernah berkunjung ke panti jompo atau anda seorang petugas disana,
apa kesan pertama anda setelah berkunjung dan mengetahui kehidupan disana?
3.
Apa
anda memiliki rencana atau berfikir untuk menitipkan kedua orang tua atau kakek
dan nenek anda disana?
4.
Dapatkah
anda membayangkan bagai mana prasaan kedua orang tua anda jika anda
menitipkannya kepanti jompo?
5.
Seandainya
beberapa puluh tahun lagi saat anda sudah tua menjadi lansia yang sudah tidak
produktif. Anak anda yang anda besarkan sejak kecil dengan penuh kasih sayang,
sangat anda manjakan dan anda banggakan menitipkan anda kepanti jompo karena
tidak punya waktu untuk mengurus anda. Bagaimanakan perasaan anda dan apa yang
akan anda lakukan?
Pertanyaannya segitu ajah kok, loe
banyak2 ntar dikiranya saya mw ngintrogasi lagi.. hehheeh…
====> Next lanjut kecerita saya. Simak baik-baik ya tapi jangan
lupa nafas, hehe….
Pertama kali saya mengenal dan
berkunjung ke PSTW yaitu sasaat orientasi MOM ketika memasuki kuliah dulu. Kesan
pertama saya… heem… gk bisa diungkapin dengan kata-katan hep. Hari ini hari
ke-3 saya praktik di PSTW. Setelah hari pertama orientasi, hari ke-2 diisi
dengan gotong royang dan pengkajian, dan hari ini saya dapat jadwal melakukan
personal hyigine (memandikan pasien) di wisma intensif/isolasi. Setiap hari
pasien dimandikan hanya 1 kali sehari setiap pagi. Anda bisa banyangkan
bagaimana kondisi mereka?. Yuupzzz… sangat berbeda dengan penghuni wisma lain.
Jangankan untuk mandi secara mandiri ke kamar mandi, untuk bangkit dari tempat
tidur saja sangat tidak mungkin. Jika inggin berpindah posisi mereka harus
berseok-seok menyeret2 anggota tubuh mereka (ngesot), bahkan lebih parah dari
itu ada yang hanya bisa terkulai lemah ditempat tidur. Jadilah mereka melakukan
semua aktivitas mereka didalam kamar berukuran 3x4 yang dihuni oleh dua orang
tersebut. Mulai dari mandi, makan, tidur, BAB, BAK dilakukan ditempat yang sama
(bahkan di atas tempat tidur). Bisa anda bayangkan bagaimana semerbak aroma
yang menyebar diruangan tersebut (masker doubelpun tembus hep).
Karena ini jadwal saya dan teman2
kamipun harus melaksanakan tugas sebaik2nya dan tidak lupa mamakai APD meski
hanya bermodal hands scond dan masker. Gk munafik ya, karena ini pengalaman
pertama saya membersihkan dan memandikan pasien di wisma intensif PSTW. Saya juga merasa
mual-mual dan meneteskan air mata, itu tidak hanya saya yang mengalami melaikan
hamper semua dari kami, termaksuk yang cowok-cowok juga (hilang toh macho).
Namun, hal itu hanya beberpa menit awal, selanjutnya saya dan teman2 sudah
asyik berkutat dengan sikat, alat pel, selang air dan para lansia pastinya.
Saya berhasil memandikan 2 orang lansia bersama patner kerja saya dibimbing
pengawas, lansia satu sangat tidak kooperatif dan yang ke-2 hanya bisa terkulai
lemah ditempat tidur dan belepotan dengan pupx sendiri. Hamper seltelah 1 jam
lebih pekerjaan kitapun beres. Semua lansia sudah dimandikan dan ruangan bersih
dan wanggi.
Akhirnya saya hanya bisa teesenyum didepaan
teman2 yang telah bertugas pada hari sebelumnya dan berkata “No Soo Bad n’ menu
wajib buat kita untuk memandikan kedua orang tua masing2). Sayapun berjaji
dalam hati Insya Allah akan merawat kedua orang tua saya dengan baik sampai
akhir hayat mereka. Meski sempat terlintas dibenak saya, sedih rasanya selama 3
tahun belakangan ini saya yang sibuk kulya di pulau orang tidak bisa merawat
orang tua saya ketika mereka sakit dirumah. Pesan saya, sayanggilah orang tua
kalian sebagaimana mereka menyayangi kalian waktu kecil (Jangan hanya sayang
mapacar n galau aja hep, orang tua malah sering di bohongin. ckckkc). Karena meski
sebagaimanapun buruk mereka dimata kita, merekalah yang telah melahirkan kita
dan karena benih dari merekalah kita bisa hidup dimuka bumi ini.
Bila perlua mulai detik ini di catat or
di masukin daftar criteria tuh! (loe saya udah dari dulu, hehehe…) nyari
pasangan/calon yang sangat sayang dengan kedua orang tuanya dan juga dekat dan
sayang dengan orang tua/keluarga kalian juga hep. Bagi yang cewek, saya
sarankan carilah cowok yang sangat sayang dan Cinta sama ibunya, karena seorang
laki-laki yang sangat menyayangi seorang wanita bernama “ibu” tidak akan
berfikir untuk menyakiti kalian atau kaum wanita lainnya. Semoga….
Last ==> Saran saya, jika anda seorang yang jijian dan inggin
melanjutkan study ke jurusan kesehatan. Sebaiknya fikirkan dan membuang jauh2
sifat jijik anda. Karena sangat tidak sopan jika anda muntah-muntah didepan
pasien anda hep!. Okay..
Komentar