TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN SBAR

Contoh Scipt penerapan teknik komunikasi SBAR di Rumah Sakit   Situation (s) Sebutkan: Salam, Identitas pelapor dan asal ruang perawatan, Identitas pasien, dan Alasan untuk melaporkan kondisi pasien, secara subyektif dan obyektif. Dengan kata-kata: Assalamualaikum/Selamat pagi/siang/malam dok, saya Perawat Dewi dari ruangan HCU RSUD Provinsi NTB, Hendak melaporkan pasien Tn/Ny/An. X. Saat ini kondisi pasien Apatis/gelisah dengan GCS E4V3M5 tanda-tanda vital. TD: 90/52 mmHg MAP 65 , N: 65x/mnt, RR: 30X/mnt, SPO2 : 96%. Produksi drain dalam 3 jam post op sebanyak 500cc. Urin 100 cc pekat.    Background (B) Sebutkan: Latar belakang pasien, yaitu Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap), Pengelolaan pasien yang sudah berjalan, dan  Terapi yang diterima pasien sampai saat itu (yang signifikan).   Diagnosa medis Ca. Endemotrium post His

6 Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

            Setiap tindakan medis yang dilakukan pasti memiliki resiko tersendiri dan tidak ada satupun tenaga kesehatan ataupun dokter yang menginginkan hal ini terjadi kepada pasiennya. Untuk itu kita perlu mengetahui sasaran keselamatan pasien sesuai dengan peraturan mentri kesehatan No.11 tahun 2017.



Inilah 6 Sasaran keselamatan pasien yang harus kita ketahui bersama.

  1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Sasaran keselamatan pasien yang pertama adalah Mengidentifikasi pasien dengan benar. Setiap pasien wajib dilakukan identifikasi secara tepat dan benar. Jika pasien masuk rawat inap akan di pasangkan gelang identitas, gelang berwarna biru untuk laki-laki dan gelang berwarna merah muda untuk perempuan. Gelang identitas pasien berisikan nama, tanggal lahir, dan Nomor Rekam medis pasien. Tujuan pemberian gelang identitas adalah untuk mempermudah proses verifikasi identitas pada setiap tindakan intervensi. seperti, sebelum pemberian obat, sebelum pemberian tranfusi darah, sebelum melakukan tindakan diagnostic seperti pengambilan sampel darah, serta sebelum menyajikan makanan untuk pasien. Pada gelang ini akan disematkan juga penanda kondisi khusus  pada pasien, berupa stiker dengan warna yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Pemberian stiker kuning di berikan  untuk pasien yang memiliki resiko jatuh, stiker merah ditujukan untuk pasien yang memiliki alergi obat atau makanan, dan stiker unggu ditujukan untuk pasien yang telah mendapatkan persetujuan baik secara pribadi, atau keluarga menolak dilakukan resisusitasi jantung paru atau DNR.

           2. Meningkatkan komunikasi yg efektif  

Sasaran Keselamatan pasien yang ke dua adalah Meningkatkan komunikasi yg efektif. Komunikasi efektif dilakukan dengan tujuan memberi kemudahan dalam memahami pesan  yang di berikan antara pemberi dan penerima pesan.sehingga pesan tersampaikan secara jelas, lengkap dan dapat diverifikasi dengan baik. komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan, dilakukan antara dokter dengan dokter, dokter dengan perawat, apoterker dengan dokter, apoteker dengan perawat, dokter dengan ahli gizi serata antar sesame perawat. Oleh karena itu, semua petugas kesehatan di rumah sakit wajib melakukan komunikasi efektif pada setiap memberi instruksi secara verbal, melaporkan nilai kritis, dan melakukan serah terima. Pada pelaksanaannya RSUD Provinsi NTB menggunakan teknik SBAR dalam melaporkan kondisi pasien. Yang dimaksud dengan SBAR adalah:

S (Situation ) yaitu  Kondisi terkini yang terjadi pada pasien 
B (Background) berupa informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
A (Assesment) berupa Pengkajian kondisi pasein terkini
R (Recommendation) berupa informasi apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.

Sebagai proses verifikasinya, tenaga kesehatan akan melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan cap TBak (Write down, readback and confirmation).  DPJP akan menandatangani perintah pada Cap TBak sebagai tanda telah memverifikasi perintah yang telah diberikan. 

3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yg harus diwaspadai

 Sasaran keselamatan pasien yang ketiga adalah Meningkatkan keamanan obat-obatan yg harus diwaspadai. Yang dimaksud dengan obat yang perlu diwaspadai adalah adalah obat-obat High Alert Medication. Terdiri dari: elektrolit pekat, obat NORUM yaitu Nama obat Rupa Ucapan mirip atau disebut juga dengan LASA (Look Like Sound alike), serta obat-obatan narkotika dan sitotoksik. Dalam pengelolaannya pemberian dan penyimpanan obat Hign Alern medication harus sesuai dengan panduannya. Obat Hign Alert atau elektrolit pekat, ditandai dengan stiker High Alert pada setiap Box dan sediannya. Dan begitu juga pada obat lasa, ditandai dengan  stiker Kuning dengan tulisan berawarna merah. Penyimpanan obat-obat hig alert termasuk elektrolit pekat hanya boleh tersedia di instansi farmasi dan unit-unit tertentu. Cairan elektrolit pekat harus dipisahkan dari obat atau cairan lainnya dan diakses terbatas. Dalam pemberiannya obat high alert medication harus menggunakan prinsip 7 benar, yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute pemberian, benar waktu pemberian, benar dokumentas, dan benar informasi. yang kemudian dilanjutkan dengan dilakukan double check oleh 2 orang petugas. 


           4. Memastikan sisi yang benar, prosedur yang benar, pasien yang benar pada pembedahan atau tindakan invasif. 

            Sasaran keselamatan pasien yang ke empat adalah Memastikan sisi yang benar prosedur yang benar, pasien yang benar pada pembedahan atau tindakan invasif. sasaran ini meliputi 3 proses yaitu 1. verivikasi pra beda 2 penandaan lokasi operasi dan yang ke 3 time out dengan checklist keselamatan pasien. 
Verifikasi pra bedah menggunakan form Asuhan Keperawatan kamar bedah. Site Marking atau proses penandaan lokasi operasi dilakukan di ruang tunggu pra operasi  oleh dr.operator atau dokter spesialis yang akan melakukan tindakan. Penandaan titik operasi dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke ruang operasi dan disini pasien ikut dilibatkan dalam kondisi sadar. Tanda penandaan berupa tanda rumput, ceklist (v) di daerah yang akan diinsisi menggunakan skin marker yang tidak luntur saat terkena cairan atau alkohol sampai dengan proses operasi. Lokasi operasi juga harus digambarkan pada formulir penandaan, sebagai informasi tindakan operasi dan disetujui oleh pasien, time out dengan cheklish kesdelamatan pasien yang meliputi pembacaan dan pengisisn formulir sign in, time out menggunakan Surgical Safety Checklist, dan sigh out yang dipandu oleh perawat sirkuler dan di ikuti oleh operator, dokter anastesi dan perawat.    


         5. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan

        Sasaran keselamatan pasien yang ke lima adalah Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan. Semua petugas di rumah sakit RSUD Provinsi NTB termasuk dokter wajib melakukan 6 langkah kebersihan tangan, pada 5 moment yang telah ditentukan. Yakni, sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, sesudah terkena cairan tubuh pasien, sesudah kontak dengan pasien dan sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Adapun cara cuci tangan dapat dilakukan dengan menggunakan hand rube berbasis alcohol selama 20-30 detik, dan hand wash dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik. 

             6. Mengurangi resiko cedera akibat jatuh

Sasaran keselamatan pasien yang ke lima adalah Mengurangi resiko cedera akibat jatuh. Penilaian resiko jatuh untuk pasien rawat inap dilakukan saat pengkajian awal pasein yang dilakukan oleh perawat atau bidan menggunakan skala penilaian Humpty Dumpty untuk pasien dibawah 18 tahun, skala Morse untuk pasien dewasa, pengkajian jatuh geriatri  untuk pasien geriatri. Penandaan pada pasien resiko jatuh di rawat inap dipasang stiker berwarna kuning pada gelang pasien, dan logo pasien resiko jatuh yang di gantung pada tempat tidur pasien. Bagi pasien rawat jalan dan IGD/ penilaian resiko jatuh menggunakan pengkajian Get Up and Go Test. Penandaan resiko jatuh pada pasien rawat jalan di pasang gelang pita kuning pada lengan pasien. 

Demikianlah pemaparan secara umum 6 sasaran keselamatan pasien yang harus diketahui oleh semua tenaga medis. Dengan mengikuti prosedurnya diharapkan semua pasien akan mendapatkan pelayan yang prima dan terhindar dari berbagai resiko. Sekian dari kami. Salam keselamatan pasien.  


Komentar

Posting an populer

Tips dan Trik Lulus CPNS 2021

ARTI KATA MANIFESTASI

FILSAFAT KEPERAWATAN